Suara.com - Tatkala banyak Muslim di DKI Jakarta memilih mudik ke kampung halaman atau berkumpul bersama keluarga besar di rumah, ada sedikit orang yang ikhlas meninggalkan ketupat dan opor ayam di rumah demi menunaikan tugas mulia, salah satunya penjaga kuburan.
Lebih tiga puluh tahun Mursin (74) mengabdikan dirinya menjaga tanah wakaf kompleks Pemakaman Bungur, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Selama itu pula, Mursin menghabiskan waktu lebarannya di tanah kuburan yang berada tidak jauh dari rumahnya, Kampung Duku, atau di dekat Gandaria City, Jakarta Selatan.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2017, Mursin merayakan lebaran di kuburan. Setelah bersalam-salaman bersama keluarga seusai Salat Idul Fitri, dia langsung pergi melaksanakan tugasnya, menjaga kuburan.
Dia bertugas menjaga tanah kubur itu sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB bersama enam orang rekan kerjanya.
"Ya kalau lebaran sih di sini. Makan ketupatnya di sini, bawa dari rumah pakai rantang. Kan kalau di sini, tidak cuma keluarga, teman-teman, keponakan, semuanya. Jadi pertemuannya di sini," cerita Mursin kepada suara.com, Senin (26/6/2017).
Keluarga Mursin merupakan keluarga besar. Dia punya dua istri, enam anak, 30 cucu dan delapan cicit. Kalau lebaran, semuanya berkumpul di rumahnya.
Keluarganya ini, tidak semuanya ada di Jakarta. Jadi, kalau tidak bertemu Mursin di rumah, keluarganya itu bisa berkunjung ke makam yang dijaganya.
"Ya kita masih mengutamakan lebaran bersama keluarga dulu, baru habis itu saya ke sini," tukasnya.
Baca Juga: Libur Lebaran, 6 Wisatawan 'Ditelan' Ombak Laut Tasikmalaya
Dia menjaga makam tersebut sejak tahun 1980-an. Sedikitnya, kompleks itu berisi 3.000 makam yang biasa dia bersihkan.
Biasanya, kalau lebaran, tempat ini ramai orang yang melakukan ritual nyekar. Selain setelah lebaran, warga biasa nyekar pada sebelum Bulan Ramadan tiba.
"Biasanya ramai saat mungguh puasa atau sebelum puasa, dan sehabis lebaran. Kalau habis lebaran biasanya ramainya dua-tiga hari. Kalau pas munggah puasa, ramainya lima hari. Kalau hari biasa, sepi," terangnya.
Pada usianya yang sudah terbilang sepuh, Mursin mengaku tidak lagi punya banyak tenaga untuk merawat ribuan makam tersebut.
Kekinian, tugasnya hanya yang ringan-ringan. Bila dimintai membantu menggali kubur, Mursin mengakui sudah tidak mampu.
"Kalau suruh gali kubur udah tidak kuat. Paling anak-anak yang gali," tutur Mursin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru