Ilustrasi anggota polisi (Suara.com/Bagus Santosa)
Anggota Polri kembali diingatkan untuk selalu dalam posisi siaga ketika bertugas di lapangan. Hal ini menyusul kasus penusukan terhadap dua anggota Brimob Polri usai salat Isyah di dalam Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, dan pemasangan bendera ISIS dan surat kaleng berisi teror ke polisi, TNI, Ansor, dan Banser di kantor Polsek Kebayoran Lama
"Yang pertama waspada. Memang sasarannya itu anggota Polri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Selasa (4/7/2017).
Argo juga mengingatkan anggota Polri jangan bertugas seorang diri di lapangan. Selama bertugas, anggota juga harus tetap memakai perlengkapan tugas secara lengkap.
"Dalam menjalankan tugas misalnya anggota yang di jalan jangan sendiri, tetapi ada temennya dan jangan bisa terlihat serta jangan jauh. Kalau misal ada pos tertentu akan libatkan Brimob dan Sabhara," kata dia.
Argo menyampaikan penyidik akan meningkatkan pengawasan konten berbau radikal di dunia maya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang dianut kelompok teroris
"Tentunya tetap semua kegiatan dan jaringan dari dunia maya dan masyarakat kita akan kumpulkan semuanya. Tetap kami analisa. Ini salah satu upaya kepolisian untuk mencegah kegiatan radikal itu," kata dia.
Kafir harbi
Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeberkan modus jaringan Jamaah Ansharut Daulah. Jaringan ini diduga menjadi otak dari dua aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam.
"Mereka menggunakan doktrin takfiri. Kolompok ini pendukung ISIS, melalui individu Bahrun Naim yang di kota Raka," kata Tito di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (26/5/2017).
Tito mengungkapkan kasus bom bunuh diri di Kampung Melayu bukan kasus tingkat lokal, tapi sudah skala global.
"Karena di tingkat pusat, yaitu di Suriah, kelompok ini ditekan oleh Rusia maupun Barat, sehingga mereka terjadi fenomena yang namanya desentralisasi. Yaitu ketika sentralnya diserang, mereka ini terpecah dan perintahkan sel pendukung di berbagai negara untuk melakukan serangan dan mencari perhatian," tutur Tito.
Tito mengatakan kasus Kampung Melayu yang menewaskan tiga anggota polisi memiliki pola seperti kasus teror di Manchester (Inggris), dan Filipina. Ini semua terkait dengan Bahrun Naim yang kini tinggal di Raka, Suriah.
Doktrin takfiri, yaitu doktrin, segala sesuatu yang bukan berasal dari Tuhan adalah haram, sehingga muslim pun yang tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir.
"Kafir ini dibagi dua lagi, ada kafir harbi dan dzimmi. Kafir harbi dianggap memerangi mereka. Nah kafir dzimmi tidak memerangi mereka, tapi harus tunduk pada mereka," ujar Tito.
Polri gencar memerangi kelompok teroris. Itu sebabnya, Polri selalu dianggap sebagai lawan mereka karena dianggap kafir harbi.
"Sampai hari ini, sudah lebih dari 120 anggota Polri menjadi korban kelompok ini. Ada 40 di antaranya termasuk tiga anggota korban yang ini (kampung melayu). Sementara yang luka 80-an," tutur Tito.
"Mari kita sama-sama menghadapi mereka, mereka kelompok kecil, memiliki ideologi khusus, kita perlu bersama sama untuk menekan mereka, menetralisir mereka, jelas kami yakin kemampuan kita, negara, TNI Polri, masih jauh di atas mereka. Masyarakat tidak perlu panik. Kita akan lakukan tugas sebaiknya," Tito menambahkan.
"Yang pertama waspada. Memang sasarannya itu anggota Polri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Selasa (4/7/2017).
Argo juga mengingatkan anggota Polri jangan bertugas seorang diri di lapangan. Selama bertugas, anggota juga harus tetap memakai perlengkapan tugas secara lengkap.
"Dalam menjalankan tugas misalnya anggota yang di jalan jangan sendiri, tetapi ada temennya dan jangan bisa terlihat serta jangan jauh. Kalau misal ada pos tertentu akan libatkan Brimob dan Sabhara," kata dia.
Argo menyampaikan penyidik akan meningkatkan pengawasan konten berbau radikal di dunia maya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang dianut kelompok teroris
"Tentunya tetap semua kegiatan dan jaringan dari dunia maya dan masyarakat kita akan kumpulkan semuanya. Tetap kami analisa. Ini salah satu upaya kepolisian untuk mencegah kegiatan radikal itu," kata dia.
Kafir harbi
Kapolri Jenderal Tito Karnavian membeberkan modus jaringan Jamaah Ansharut Daulah. Jaringan ini diduga menjadi otak dari dua aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam.
"Mereka menggunakan doktrin takfiri. Kolompok ini pendukung ISIS, melalui individu Bahrun Naim yang di kota Raka," kata Tito di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (26/5/2017).
Tito mengungkapkan kasus bom bunuh diri di Kampung Melayu bukan kasus tingkat lokal, tapi sudah skala global.
"Karena di tingkat pusat, yaitu di Suriah, kelompok ini ditekan oleh Rusia maupun Barat, sehingga mereka terjadi fenomena yang namanya desentralisasi. Yaitu ketika sentralnya diserang, mereka ini terpecah dan perintahkan sel pendukung di berbagai negara untuk melakukan serangan dan mencari perhatian," tutur Tito.
Tito mengatakan kasus Kampung Melayu yang menewaskan tiga anggota polisi memiliki pola seperti kasus teror di Manchester (Inggris), dan Filipina. Ini semua terkait dengan Bahrun Naim yang kini tinggal di Raka, Suriah.
Doktrin takfiri, yaitu doktrin, segala sesuatu yang bukan berasal dari Tuhan adalah haram, sehingga muslim pun yang tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir.
"Kafir ini dibagi dua lagi, ada kafir harbi dan dzimmi. Kafir harbi dianggap memerangi mereka. Nah kafir dzimmi tidak memerangi mereka, tapi harus tunduk pada mereka," ujar Tito.
Polri gencar memerangi kelompok teroris. Itu sebabnya, Polri selalu dianggap sebagai lawan mereka karena dianggap kafir harbi.
"Sampai hari ini, sudah lebih dari 120 anggota Polri menjadi korban kelompok ini. Ada 40 di antaranya termasuk tiga anggota korban yang ini (kampung melayu). Sementara yang luka 80-an," tutur Tito.
"Mari kita sama-sama menghadapi mereka, mereka kelompok kecil, memiliki ideologi khusus, kita perlu bersama sama untuk menekan mereka, menetralisir mereka, jelas kami yakin kemampuan kita, negara, TNI Polri, masih jauh di atas mereka. Masyarakat tidak perlu panik. Kita akan lakukan tugas sebaiknya," Tito menambahkan.
Komentar
Berita Terkait
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra