Setya Novanto [suara.com/Bowo Raharjo]
Baca 10 detik
Usai diperiksa penyidik KPK selama sekitar lima jam, Ketua DPR dari Fraksi Golkar Setya Novanto tak mau memberikan penjelasan kepada wartawan, Jumat (14/7/2017). Ketua Umum Partai Golkar ini diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi proyek e-KTP untuk tersangka Andi Agustinus alias Andi Narogong.
"Sama kayak yang di dalam fakta persidangan," kata Novanto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan
Sebelumnya, Kamis (6/4/2017), Novanto memberikan keterangan saksi di Pengadilan Tipikor untuk terdakwa terdakwa Irman dan Sugiharto.
Begitu melihat Novanto keluar dari KPK, puluhan mahasiswa dari Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia menyampaikan tuntutan. Selain meminta DPR menghentikan pansus hak angket terhadap KPK, mereka juga menuntut KPK menangkap Novanto.
"Tangkap tangkap, tangkap koruptor, tangkap koruptor sekarang juga. Tangkap, tangkap Novanto, tangkap Novanto sekarang juga," kata mahasiswa dengan alat pengeras suara.
Novanto berusaha menghindari wartawan yang berusaha mewawancarainya. Dia terburu-buru masuk ke dalam mobil Toyota Fortuner berwarna hitam nomor polisi B 1732 ZLO.
Mobil bergerak ke luar pagar gedung dan pada saat bersamaan mahasiswa mendekati mobil sambil mengangkat tangan, bendera, serta berteriak: "tangkap Novanto."
Selain Novanto, hari ini, KPK juga memeriksa karyawan swasta Made Oka Masagung, wiraswasta Irvanto Hendra Pembudi Cahyo, dan karyawan swasta Muda Ikhsan Harahap.
Dalam kasus ini, negara dirugikan hingga Rp2,3 triliun dari total anggaran Rp5,9 triliun.
"Sama kayak yang di dalam fakta persidangan," kata Novanto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan
Sebelumnya, Kamis (6/4/2017), Novanto memberikan keterangan saksi di Pengadilan Tipikor untuk terdakwa terdakwa Irman dan Sugiharto.
Begitu melihat Novanto keluar dari KPK, puluhan mahasiswa dari Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia menyampaikan tuntutan. Selain meminta DPR menghentikan pansus hak angket terhadap KPK, mereka juga menuntut KPK menangkap Novanto.
"Tangkap tangkap, tangkap koruptor, tangkap koruptor sekarang juga. Tangkap, tangkap Novanto, tangkap Novanto sekarang juga," kata mahasiswa dengan alat pengeras suara.
Novanto berusaha menghindari wartawan yang berusaha mewawancarainya. Dia terburu-buru masuk ke dalam mobil Toyota Fortuner berwarna hitam nomor polisi B 1732 ZLO.
Mobil bergerak ke luar pagar gedung dan pada saat bersamaan mahasiswa mendekati mobil sambil mengangkat tangan, bendera, serta berteriak: "tangkap Novanto."
Selain Novanto, hari ini, KPK juga memeriksa karyawan swasta Made Oka Masagung, wiraswasta Irvanto Hendra Pembudi Cahyo, dan karyawan swasta Muda Ikhsan Harahap.
Dalam kasus ini, negara dirugikan hingga Rp2,3 triliun dari total anggaran Rp5,9 triliun.
Komentar
Berita Terkait
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Bukan di Bawah Bahlil, Golkar Siapkan Posisi 'Dewa' untuk Setya Novanto?
-
"Enaknya Jadi Setnov": Koruptor Rp 2,3 Triliun Bebas, Keadilan Jadi Lelucon?
-
Politisi NasDem Bela Remisi Setnov? 'Fine-Fine Saja' Lalu Singgung Amnesti Hasto dan Tom Lembong
-
Bebas dari Penjara, Kekayaan Setya Novanto Tembus Ratusan Miliar!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO