Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi kinerja Polri yang berhasil menggagalkan penyelundupan satu ton sabu-sabu asal China di Serang, Banten.
"Ya, kita apresiasi polisi dapat menangkap itu, dan itu saya kira penangkapan yang terbesar hingga saat ini, jadi itu prestasi yang luar biasa, memang nilainya sangat besar triliunan," kata Wapres di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, Sumatera Barat, Sabtu.
Tim gabungan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dan Polresta Depok berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu asal China seberat satu ton pada Kamis (13/7).
Wapres berharap dengan alat bukti yang sangat besar tersebut, polisi dapat memproses hukumnya di pengadilan dengan lancar dan pelaku diberikan hukuman yang berat.
"Jadi ini memang harus diproses sangat berat, yang lebih kecil aja hukuman mati, apalagi yang ini? Yang kecil mungkin sekilo aja bisa hukuman mati, apalagi satu ton!" kata dia.
Selain itu, atas keberhasilan menggagalkan penyelundupan satu ton sabu tersebut, Wapres meminta Polri meningkatkan kerja sama internasional karena narkotika merupakan kejahatan transnasional.
"Di mana-mana intelijen harus aktif ataupun meningkatkan kerja sama dengan luar, ini 'kan hasil kerja sama dengan luar negeri 'kan," kata dia.
Tim gabungan Polri mengungkap kasus tersebut setelah mendapat informasi dari Kepolisian Taiwan bahwa akan ada pengiriman sabu dari China ke Indonesia.
Dari informasi itu, tim melakukan penyelidikan selama dua bulan sejak Juni 2017 hingga melakukan penangkapan di tepi pantai dekat Hotel Mandalika, Serang, Banten, Kamis (13/7). (Antara)
Berita Terkait
-
Jadi Buron Kasus Pencemaran Nama Baik JK, Kejagung Buru Silfester Matutina
-
Api Kembali Membara: Habib Rizieq Serukan Umat Tangkap dan Seret Silfester Matutina ke Kejaksaan!
-
Soal 17+8 Tuntutan Rakyat, Jusuf Kalla: Memang Perlu Ada Perubahan, Kesejahteraan hingga Keadilan
-
JK Ungkap Dua Masalah Perjanjian Damai Helsinki yang Belum Tuntas: Lahan dan Bendera Aceh
-
Baleg DPR RI Rapat Undang Jusuf Kalla, Ada Apa?
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang