Saat ini dunia tengah mengalami tantangan karena adanya perubahan global. Hal ini harus disadari oleh semua elemen bangsa agar perubahan itu dapat diantisipasi.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Hotel Sahid Jaya, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta pada Sabtu (22/7/2017).
Menurut Presiden, ada yang disebut dengan Generasi Y (Gen Y) yang saat ini berusia sekitar 15-25 tahun, nantinya generasi itulah yang akan mendorong perubahan dan menguasai pasar.
"Mereka sudah tidak membaca koran lagi, tidak akan melihat televisi lagi. Mereka akan klik mau baca apa, di dotcom, lihat netflix, dimanapun berada, hanya dengan smartphone, dengan gawai yang mereka punya," ujar Presiden.
Perubahan inilah yang harus disadari karena perubahan yang terjadi selanjutnya tidak bisa diperkirkan. Oleh sebab itu, harus segera diantisipasi.
"Siapa yang bisa antisipasi ini? Bapak ibu guru sekalian yang hadir disini. Karena mereka (Gen Y) sekarang ini ada di bawah bimbingan bapak ibu sekalian, sekali lagi hati-hati. Jangan sampai arus perubahan itu mengubah sosial, budaya, karakter anak-anak kita," ucap Presiden.
Oleh karena itulah, lanjut Presiden, mengapa dirinya hadir pada rapat koordinasi pimpinan nasional PGRI. "Saya hadir untuk mengingatkan itu. PGRI akan sangat berperan dalam mengantisipasi itu (perubahan zaman). Karena pendidikan adalah jalan panjang dari sebuah bangsa untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada dalam membangun martabat bangsa," ujar Presiden.
Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya untuk menguatkan identitas dan karakter bangsa. "Ini adalah peran guru. Jangan sampai anak-anak kita dididik oleh medsos, oleh perubahan-perubahan yang merusak karakter kita," katanya.
Presiden mengharapkan agar para guru bekerja bukan semata-mata hanya untuk menjalankan profesi, tapi juga mengemban tugas profetika. "Tugas kenabian dalam menjalankan misi menggali, menjalankan, mengajak peserta didik kepada kebenaran dan kebaikan," imbuh Presiden.
Baca Juga: Jokowi: Transportasi Logistik Jadi Kunci Bisnis dan Perdagangan
PGRI sebagai organisasi profesi yang merupakan bagian dari perjuangan yang lahir serta berkembang sejak era kemerdekaan berperan strategis dalam mendorong perubahan bangsa ini melalui peran aktif para guru yang menjadi aktor utama.
"Guru menjadi aktor utama dalam pendidikan dan kita harus terus-menerus melakukan perubahan-perubahan, melakukan inovasi, mengubah mindset, mengubah pola pikir kita semuanya untuk terus bersemangat dan mendidik," papar Kepala Negara.
Presiden turut mengharapkan agar pekerjaan rumah yang diberikan kepada anak-anak bukan hanya yang berasal dari mata pelajaran. "Bisa saja mereka diberikan PR misalnya menengok tetangganya yang sakit," ujar Presiden.
Pekerjaan rumah seperti ini merupakan pembangunan karakter yang lama dilupakan. "Oleh sebab itu, marilah kita isi anak-anak kita dengan jiwa-jiwa yang baik, jiwa-jiwa yang mulia karena guru adalah tokoh panutan, guru adalah yang memberi inspirasi, guru adalah yang memberi teladan," tuturnya.
Di akhir sambutannya, Presiden mengharapkan agar PGRI dapat mengajak dan mendorong para guru untuk menanamkan nilai-nilai dasar pendidikan karakter yang sangat penting bagi perkembangan anak.
"Seperti yang berkaitan dengan etos kerja, berkaitan dengan kejujuran, berkaitan dengan disiplin diri, integritas, kerja keras, sifat-sifat pantang menyerah," jelasnya.
Berita Terkait
-
Jokowi: Transportasi Logistik Jadi Kunci Bisnis dan Perdagangan
-
Jokowi Kecam Pembatasan Akses ke Masjid Al-Aqsa Oleh Israel
-
Jokowi Sebut Pancasila Jadi Kunci Kerukunan Hidup di Indonesia
-
Ini Alasan Jokowi Cari Peluang Investasi ke Timur Tengah
-
UU Pemilu Disahkan, Jokowi Optimis Demokrasi Berjalan Baik
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!