Mantan Ketua Komisi II DPR RI Chairuman Harahap. [Antara/Hafid Mubarak]
Kader Partai Golkar Chairuman Harahap berharap penegakan hukum di negeri ini dilakukan aparat tanpa pandang bulu. Dia mendukung proses hukum terhadap ketuanya, Setya Novanto, dalam kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Ya hukumlah ya, kan itu tergantung penyidiknya. Penyidikannya ini kan diranah hukum, tentu aparatnya kita hormati saja," kata Chairuman usai diperiksa sebagai saksi untuk Novanto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2017).
Chairuman mengatakan negara ini merupakan negara hukum dan proses hukum harus tetap berjalan tanpa intervensi.
"Yah kan itu proses hukum, jalan saja. Kan nggak bisa intervensi, soalnya negara kita negara hukum, masing-masing punya kewenangan," kata Chairuman.
Dia berharap kasus yang menjerat Novanto tidak menggerus dukungan masyarakat terhadap partai.
"Harapan kami tentu orang atau masyarakat akan melihat Golkar itu bagaimana cukup dewasanya dalam mengurusi dirinya, ngatur rumah tangganya dengan baik. Saya rasa begitu, agar parpol ini menjadi kokoh dalam menyalurkan aspirasi masyarakat dan para pendukungnya," kata Chairuman.
Mantan Ketua Komisi II DPR berharap ketua DPR yang juga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sadar diri setelah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Saya kira pimpinan partai bijaksanalah untuk itu (mundur), saya rasa cukup dewasalah. Golkar adalah partai yang sudah lama perjalanan hidupnya. Jadi dalam berpolitik ini harus lebih dewasalah," kata Chairuman.
Chairuman mengatakan tidak pernah menyarankan Novanto untuk mundur. Chairuman hanya menginginkan semua kader Golkar sadar diri demi kebaikan demi sosial politik.
"Saya nggak punya saran untuk itu (mundur), tapi bagaimana agar parpol-parpol ini lebih dewasa dan lebih matang dalam kehidupan sosial politik kita," kata Chairuman.
"Ya hukumlah ya, kan itu tergantung penyidiknya. Penyidikannya ini kan diranah hukum, tentu aparatnya kita hormati saja," kata Chairuman usai diperiksa sebagai saksi untuk Novanto di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (28/7/2017).
Chairuman mengatakan negara ini merupakan negara hukum dan proses hukum harus tetap berjalan tanpa intervensi.
"Yah kan itu proses hukum, jalan saja. Kan nggak bisa intervensi, soalnya negara kita negara hukum, masing-masing punya kewenangan," kata Chairuman.
Dia berharap kasus yang menjerat Novanto tidak menggerus dukungan masyarakat terhadap partai.
"Harapan kami tentu orang atau masyarakat akan melihat Golkar itu bagaimana cukup dewasanya dalam mengurusi dirinya, ngatur rumah tangganya dengan baik. Saya rasa begitu, agar parpol ini menjadi kokoh dalam menyalurkan aspirasi masyarakat dan para pendukungnya," kata Chairuman.
Mantan Ketua Komisi II DPR berharap ketua DPR yang juga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto sadar diri setelah ditetapkan menjadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Saya kira pimpinan partai bijaksanalah untuk itu (mundur), saya rasa cukup dewasalah. Golkar adalah partai yang sudah lama perjalanan hidupnya. Jadi dalam berpolitik ini harus lebih dewasalah," kata Chairuman.
Chairuman mengatakan tidak pernah menyarankan Novanto untuk mundur. Chairuman hanya menginginkan semua kader Golkar sadar diri demi kebaikan demi sosial politik.
"Saya nggak punya saran untuk itu (mundur), tapi bagaimana agar parpol-parpol ini lebih dewasa dan lebih matang dalam kehidupan sosial politik kita," kata Chairuman.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Mengintip Rumah Setya Novanto di Kupang yang Dilelang KPK, Harganya Miliaran!
-
Pembebasan Bersyarat Setya Novanto Digugat! Cacat Hukum? Ini Kata Penggugat
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Terpopuler: Anak Setya Novanto Menikah, Gaji Pensiunan PNS Bakal Naik Oktober 2025?
-
Biodata dan Agama Rheza Herwindo, Anak Setya Novanto yang Nikahi Kerenina Sunny
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra