Sekretaris Daerah Jakarta Saefullah mengatakan dua wilayah di Jakarta diprediksi akan mendapatkan Anugerah Adipura tahun 2017 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Kedua wilayah itu adalah Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Hal itu disampaikan Saefullah ketika ditanya soal hasil pemantauan yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia sejak Januari hingga Juni 2017 di 21 lokasi menunjukkan bahwa kualitas udara di Jabodetabek terindikasi telah memasuki level tidak sehat melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
"Kita dapat Adipura nih Insya Allah tahun ini, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat. Salah satu item penilaian itu kan kualitas udara," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/7/2017).
Pemerintah DKI, kata Saefullah, tidak memakai hasil pemantauan Greenpeace sebagai tolak ukur penilaian. Sebab, DKI memiliki alat pantau udara sendiri.
"Ya mungkin jelek pada sore hari, tapi malam hari kan bagus lagi (udaranya). Pagi lumayan, siang kotor lagi udaranya. Kita lihat saja alat pantau udara kita kan ada," kata Saefullah.
Saefullah tidak tahu apakah alat ukur yang digunakan oleh Greenpeace sama dengan yang digunakan oleh pemerintah DKI. "Tergantung metodologinya, kita percaya alat kita dulu," ucap dia.
Saat ditanya soal alat penilaian udara yang dilakukan DKI saat ini menunjukan kualitas udara di Ibu Kota baik, Saefullah tidak menjawab. Dia malah membandingkan dengan penilaian tahun lalu, dimana Kota Administratif Jakarta Pusat menjadi salah satu kota yang mendapatkan penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016 lalu.
"Buktinya dapat adipura, salah satu item penilaian kan kualitas udara," kata dia.
Baca Juga: Sandiaga Ajak PNS Lari ke Kantor, Sekda DKI Minta Disesuaikan
Sebelumnya, juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu dalam keterangan tertulisnya mengatakan hasil pemantauan ini sama dengan hasil pemantauan udara yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
"Angka PM2.5 harian di lokasi-lokasi tersebut jauh melebih standar WHO yaitu 25g per meter kubik (m3) dan juga Baku Mutu Udara Ambien Nasional yaitu 65g per m3," kata Bondan dalam siaran persnya, Minggu (30/7/2017).
Menurut dia, pemantauan di wilayah Jakarta Pusat, misalnya, udara dengan kualitas yang baik hanya kurang dari 20 hari selama semester pertama. Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Jakarta Selatan.
Hal ini pertanda buruk bagi penduduk Jakarta, serta masyarakat luar Jakarta yang banyak beraktivitas di Ibu Kota. Konsentrasi polutan PM2,5 yang tinggi, lanjut Bondan, sangat berbahaya bagi masyarakat khususnya kelompok sensitif, seperti anak-anak, ibu hamil, dan kelompok lanjut usia.
Dengan menggabungkan analisis risiko dari Global Burden of Disease Project yang dilaksanakan the Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) dan tingkat PM2.5 tahunan, Greenpeace dapat menghitung meningkatnya resiko kematian karena penyakit tertentu pada berbagai tingkat PM2.5 tahunan. Salah satu hasil perhitungan, kata Bondan, bahwa risiko kematian akibat penyakit stroke di 21 lokasi pemantauan meningkat dua kali lebih tinggi akibat tingginya konsentrasi PM2.5.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi
-
Aktivis Serukan Pimpinan Pusat HKBP Jaga Netralitas dari Kepentingan Politik
-
Terjaring OTT, Gubernur Riau Abdul Wahid Digelandang ke KPK Besok
-
Prabowo ke Tanah Abang! KAI Ungkap Agenda Mendadak di Istana
-
Jadi Event Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia, PLN Electric Run 2025 Berlangsung Sukses
-
Tertunduk Lesu, Onad Kirim Pesan Cinta untuk Istri Usai Asesmen Narkoba
-
Lewat Grand Final Duta DPD, Sultan Najamudin Ajak Anak Muda Menjadi Aspirasi Daerah
-
Joget DPR di Depan Prabowo-Gibran: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan di Sidang MKD!