Suara.com - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Hanura mengusulkan supaya calon kepala daerah dari partainya akan bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah saat ini.
"Kami menyarankan agar Hanura di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota membangun koalisi dengan enam partai politik koalisi pendukung Jokowi," kata Sekretaris Steering Committee Hanura Fauzi Amro di arena Rapimnas Partai Hanura The Stones Hotel, Kuta, Bali, Sabtu (5/7/2017).
Enam partai pendukung pemerintah itu adalah PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Nasdem, PPP dan PAN.
Kata Fauzi, Hanura sudah merasa nyaman dengan koalisi ini. Sehingga, disarankan koalisi ini dijaga hingga ke Pilkada nanti.
"Tapi kalau mereka (partai pendukung pemerintah) nggak bisa, ya kami nggak akan paksakan. Misalnya, PDI Perjuangan dan Golkar kan sudah matang, kan itu nggak bisa dipaksakan. Itu kan kausistik," ujarnya.
Dia menambahkan, bentukan koalisi pada Pilkada 2018 ini, sekaligus menjadi strategi untuk dukungan pemenangan Joko Widodo sebagai calon presiden yang akan didukung Hanura pada Pemilu 2019.
"Jadi nanti akan diputuskan. Kalau kita dukung Jokowi, dukungan itu tidak hanya di surat pernyataan tapi di seluruh alat peraga, media sosial, serangan udara dan serangan darat, iklan, dan lain-lain," ujar Fauzi.
Partai Hanura belum memutuskan nama-nama calon kepala daerah yang akan bertarung dalam Pilkada 2018. Fauzi mengatakan, calon kepala daerah dari Partai Hanura diusulkan oleh DPD atau DPC yang kemudian dilaporkan kepada DPP setelah dilakukan survei internal.
"Sekarang masih proses, 7-8 Agustus, mereka (DPD) ke pusat untuk menyampaikan. Kalau daerah ingin koalisi 'A' ya pusat (DPP) ikut. Yang menentukan Provinsi (DPD) dan Kabupaten/Kota (DPC)," kata Anggota Komisi IV DPR itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD