Suara.com - Di acara diskusi terbatas bertema Anjing Pitbull Menggigit, Salah Siapa?” yang berlangsung di kampus Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, kemarin, peneliti bidang hukum kesehatan UGM Tri Aktariyani mengingatkan agar setiap masyarakat yang memiliki hewan piaraan wajib menjaganya dengan baik.
Sebab, kata Tri, kesalahan dalam pemeliharaan yang mengakibatkan korban, akan dituntut secara hukum.
Dalam ketentuan baik Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Pidana, kata dia, memiliki konsekuensi bagi pemilik hewan piaraan yang tidak menjaga dengan baik hewannya.
“Pada klausa Pasal 490 KUHP, sang pemilik bisa kena kurungan penjara selama enam hari atau denda, apabila hewan piaraannya melakukan perbuatan yang merugikan orang lain seperti menyerang, menerkam, melukai, mengigit, kotorannya mengotori lingkungan dan seterusnya dan sebagainya (membawa kerugian),” kata Tri.
Namun, dia jika korban merasa tidak puas atau mengalami kerugian yang cukup parah, bisa mengajukan gugatan secara perdata yang harus memenuhi unsur perbuatan melawan hukum. Seperti, harus ada perbuatan (positif maupun negatif); Perbuatan itu harus melawan hukum; Ada kerugian; Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum itu dengan kerugian; dan Ada kesalahan.
“Jadi, jaga baik-baik hewan piaraan Anda. Agar tidak malah merugikan diri Anda sendiri nantinya,” kata Tri.
Diskusi ini dilakukan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat pecinta hewan piaraan anjing dari berbagai jenis sekaligus menyikapi kasus anjing pitbull bernama Sapi di Malang, Jawa Timur, yang menggigit bocah perempuan bernama Ramisya Bazigha berumur delapan tahun hingga meninggal dunia.
Cerita pemilik
Danny, perempuan asal Surabaya yang juga memelihara pitbull, menjelaskan faktor yang kemungkinan menjadi penyebab anjing menjadi galak.
"Kalau menurut aku banyak alasan kenapa anjingnya bisa menyerang anak kecil. Alasan dasar karena dia stres. Karena yang aku lihat di berita anjing ini, kan dirantai jadi geraknya itu terbatas," kata Danny kepada Suara.com, Selasa (8/8/2017).
Anjing jenis pitbull terkenal memiliki kekuatan yang besar dan tubuhnya berotot.
Danny menambahkan sering kewalahan mengimbangi kekuatan dari pitbull peliharaannya.
Danny juga menambahkan kemungkinan kasus anjing di Malang tidak berniat menyerang Ramiza. Namun, ada pemicu dari faktor stres karena sering dirantai.
"Atau bisa jadi juga anjingnya nggak berniat nyerang. Tapi, karena Pitbull punya kekuatan super jadi nggak bisa ngimbangin. Aku punya tiga Pitbull di rumah, aku yang udah gede aja masih suka kalah sama mereka. Apalagi yang umur delapan tahun," kata dia.
Pada dasarnya anjing pitbull bukanlah anjing rumahan. Berbeda dengan anjing yang memang biasa dipelihara oleh orang-orang.
"Mungkin karena dirantai itu stresnya. Bisa juga karena dikurung terus, nggak pernah diajak jalan-jalan. Pitbull itu harus diajak jalan untuk bikin tenaganya capek, karena memang dasarnya bukan anjing rumahan karena emang harus diajak jalan. Berbeda sama anjing jenis kecil yang biasa stay di rumah," kata perempuan berusia 22 tahun.
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?
-
Jalankan Instruksi Prabowo, Mendagri Tito Mulai Bangun Huntap Korban Bencana Sumatra
-
Mahfud MD Bongkar Borok Polri: Masuk Akpol Pakai Jatah, Mau Jadi Brigjen Mesti Bayar?
-
Jakarta 'Puasa' Kembang Api Tahun Baru 2026, Solidaritas Bencana Sumatra Jadi Alasan Utama
-
Polda Metro Gulung Jaringan Narkoba Jelang Tutup Tahun: 2054 Tersangka Diciduk, 387 Kg Barbuk Disita
-
Tanpa Kembang Api, Perayaan Tahun Baru 2026 di Jakarta Jadi Malam Galang Dana Bencana Sumatra
-
Bukan Lewat DPRD, Ini Resep Said Abdullah PDIP Agar Biaya Pilkada Langsung Jadi Murah
-
Hari Ibu 2025, Menteri PPPA Serukan Nol Toleransi Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan