Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso membeberkan peredaran narkoba di Indonesia dari jaringan bandar internasional sudah semakin masif.
Bahkan, menurutnya, ada sebanyak 66 jenis narkoba jenis baru yang telah masuk ke Indonesia.
"Teman teman sekali sudah berkali kali kali saya sampaikan. Kalau dibilang parah ya parah. Parah banget. Karena apa, ini baru sebagian yang kita tangkap dan selamatkan. Ini hanya beberapa jenis yang kami temukan," kata Budi di acara pemusnahan barang bukti narkoba di kompleks Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (15/8/2017).
Menurutnya, dari puluhan jenis narkoba baru tersebut, salah satunya adalah flakka yang dampaknya sangat menakutkan. "Tapi yang jenis baru itu sudah banyak. Ada 66 jenis baru. Termasuk flakka, yang kita takuti karena (sebagaimana tayanga) di Youtube itu sudah masuk di Indonesia," kata dia.
Pria yang kerap disapa Buwas itu menyampaikan, pihaknya bersama Polri dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai masih menelusuri jalur penyelundupan narkoba tersebut ke tanah air. "Sekarang kami bekerjakeras dengan Polri dan Bea Cukai untuk menelisik jaringan flakka yang masuknya lewat mana," kata dia.
Dia meminta agar seluruh pihak tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap peredaran narkoba jenis baru yang diseludupkan dari negara lain. "Jangan lengah, kita harus mengungkap terus karena ini adalah ancaman bangsa dan harus kita hadapi semua. Kita harus berbuat sesuai dengan peran masing masing," kata dia.
Flakka merupakan jenis narkoba baru yang disebut-sebut sangat mematikan bagi orang yang menggunakannya. Dampak Flakka begitu mengerikan. Seseorang bisa kehilangan akal sehat dan melakukan hal yang mengancam keselamatan jiwa.
Narkoba baru kini menjadi perbincangan publik sejak video yang menayangkan bahaya Flakka menjadi viral di media sosial, Youtube.
Baca Juga: Budi Waseso: Indonesia Pangsa Pasar Besar Narkoba
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO