Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin. [Suara.com/Dian Rosmala]
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin tidak mau menyalahkan pihak lain atas meninggalnya puluhan jamaah haji asal Indonesia akibat serangan jantung di Arab Saudi.
"Ya itu takdirlah. Terutama jamaah kita kan banyak orang tua yang baru berkesempatan menunaikan ibadah haji," kata Din di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/8/2017).
Di musim haji seperti sekarang, antrian untuk menunaikan haji begitu panjang. Peserta yang sebagian sudah tua dan sakit-sakitan pun harus menunggu lama untuk mendapatkan giliran.
"Oleh karena itu, kalau meninggal di sana ya itulah takdir. Dan banyak yang berharap meninggal di sana, jangan dilihat seperti kita nggak mau meninggal di sana. Tapi banyak yang ingin meninggal di Tanah Suci ketika menunaikan ibadah haji," tutur Din.
Din mengatakan pemerintah sudah berupaya sebaik mungkin mempersiapkan dan melayani jamaah haji. Menurut dia, pemerintah tidak boleh dijadikan kambing hitam atas meninggalnya puluhan jamaah haji di Arab Saudi.
"Saya tahu pasti pemerintah, baik Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan sudah berbuat. Tapi kalau orang sudah ada penyakit jantung, stroke, kemudian menunaikan ibadah haji, ya boleh jadi akan mengakibatkan kelemahan fisik apalagi jamaah haji itu berat medannya," ujar Din.
"Tapi kalau itu terjadi, itu takdir. Maut itu akan terjadi kapan saja dan kita tidak tahu," Din menambahkan.
"Ya itu takdirlah. Terutama jamaah kita kan banyak orang tua yang baru berkesempatan menunaikan ibadah haji," kata Din di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/8/2017).
Di musim haji seperti sekarang, antrian untuk menunaikan haji begitu panjang. Peserta yang sebagian sudah tua dan sakit-sakitan pun harus menunggu lama untuk mendapatkan giliran.
"Oleh karena itu, kalau meninggal di sana ya itulah takdir. Dan banyak yang berharap meninggal di sana, jangan dilihat seperti kita nggak mau meninggal di sana. Tapi banyak yang ingin meninggal di Tanah Suci ketika menunaikan ibadah haji," tutur Din.
Din mengatakan pemerintah sudah berupaya sebaik mungkin mempersiapkan dan melayani jamaah haji. Menurut dia, pemerintah tidak boleh dijadikan kambing hitam atas meninggalnya puluhan jamaah haji di Arab Saudi.
"Saya tahu pasti pemerintah, baik Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan sudah berbuat. Tapi kalau orang sudah ada penyakit jantung, stroke, kemudian menunaikan ibadah haji, ya boleh jadi akan mengakibatkan kelemahan fisik apalagi jamaah haji itu berat medannya," ujar Din.
"Tapi kalau itu terjadi, itu takdir. Maut itu akan terjadi kapan saja dan kita tidak tahu," Din menambahkan.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Kemenhaj Resmi Usulkan Biaya Haji 2026 Sebesar Rp88,4 Juta
-
Estimasi Biaya Umrah Mandiri Terbaru, Lebih Murah dari Paket Travel?
-
Resmi Turun, Berapa Rincian Biaya dan Kuota Haji 2026?
-
Kuota Haji Jadi Bancakan Travel Nakal? KPK Sita Uang Asing dari Penyelenggara
-
Kisah Unik Hijrah Ivan Gunawan: Dulu Kritik Pengajian Bikin Macet, Kini Akrab dengan Habib
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana