Suara.com - Para diplomat Rusia mengosongkan tiga bangunan di Amerika Serikat, termasuk gedung konsulatnya yang berlantai enam di San Francisco pada Sabtu (2/9/2017) waktu setempat. Hal ini dilakukan menyusul perintah AS sebagai balasan terhadap Moskow, yang lebih dulu memerintahkan pemangkasan jumlah diplomat AS di Rusia.
Staf konsulat Rusia di San Franscisco, seperti dikutip Antara terlihat mengeluarkan peralatan, perabotan dan barang-barang kecil dari gedung, lalu memasukkannya ke mobil-mobil angkutan dengan bak tertutup. Kendaraan-kendaraan pergi meninggalkan lokasi itu dan kembali lagi 20 hingga 30 menit kemudian.
Perintah pengosongan dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump atas gedung konsulat Rusia di San Francisco serta dua gedung kediaman misi perdagangan Rusia di Washington dan New York.
Perintah tersebut merupakan langkah pembalasan terbaru yang dilancarkan kedua negara hingga membawa hubungan keduanya jatuh ke titik rendah baru pasca-Perang Dingin.
Amerika Serikat memerintahkan Rusia untuk menghentikan kegiatan mereka di bangunan-bangunan tersebut mulai Sabtu.
Pada Juli, Kremlin memerintahkan Amerika Serikat untuk memangkas jumlah staf diplomatik dan tekniknya di Rusia sampai setengahnya, menjadi 455 orang, setelah Kongres AS menyetujui pemberian sanksi baru terhadap Rusia. Pemangkasan ditujukan untuk menyamakan jumlah diplomat Rusia yang berada di AS.
Sanksi-sanksi dijatuhkan AS sebagai hukuman, yang didasarkan pada kesimpulan badan-badan intelijen AS, atas campur tangan yang dilakukan Moskow saat pemilihan presiden AS 2016.
Hukuman juga dikenakan atas pencaplokan oleh Rusia terhadap wilayah milik Ukraina, Krimea.
Hingga Sabtu siang, bendera Rusia masih terlihat berkibar di atas gedung konsulat negara itu di San Francisco.
Baca Juga: 60 Ribu Warga Rohingya Lari dari Myanmar
Sementara itu, kementerian luar negeri Rusia mengatakan pihaknya telah memanggil seorang diplomat AS di Moskow untuk menyampaikan protes Rusia terhadap rencana AS melakukan penggeledahan di kompleks misi perdagangan Rusia di Washington. Gedung misi itu termasuk yang diperintahkan AS untuk ditutup.
Berita Terkait
-
Trump Cabut Kebijakan Obama, 600 Ribu Imigran di Ujung Tanduk
-
Konvoi Presiden Trump Nyaris Ditabrak Sedan dari Semak Belukar
-
Badai Harvey Kembali Menerjang, Warga Texas Kembali Terancam
-
Kalau Jadi Perang, Korea Selatan Bakal Jadi Padang Pasir
-
Profesor Kenneth: Texas Dilanda Badai karena Pilih Donald Trump
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan