Setya Novanto [suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia Petrus Selestinus meminta Komisi Pemberantasan Korupsi segera menahan Ketua DPR Setya Novanto yang telah ditetapkan menjadi tersangka kasus e-KTP.
"Jika skenario ini yang terjadi, maka di satu pihak KPK sesungguhnya sedang menyelamatkan DPR dari krisis kepercayaan publik yang semakin meluas, karena DPR RI dipimpin oleh seorang tersangka korupsi besar," kata Petrus melalui keterangan pers, Selasa (5/9/2017).
Jika KPK menahan Novanto, maka tiga per empat kekuatan Novanto untuk mengendalikan DPR hilang. Menurut dia nanti kekuatan Novanto tinggal di Golkar, itu pun Golkar tidak menurunkannya.
"Pertanyaan yang muncul, apakah jabatan Ketua Umum Partai Golkar di pundak Setya Novanto, masih layak dipertahankan oleh para kader Partai Golkar?" katanya.
Tetapi Petrus mengakui tidak mudah menghentikan seorang dari pimpinan DPR.
"Kalau kita memperhatikan substansi pasal-pasal dalam UU MD3, maka sesungguhnya UU MD3 itu mempersulit peberhentian seorang anggota DPR dari jabatannya, kecuali kalau Anggota DPR yang bersangkutan dikenakan penahanan sebagai terdakwa atas tindak pidana yang ancaman pidananya lima tahun atau lebih," kata Petrus.
Petrus mengatakan jika nanti Novanto ditahan belum tentu juga berimplikasi pada pencopotan jabatan di DPR, kecuali atas dasar pertimbangan moral dan politik yang strategis Partai Golkar menarik Novanto dari DPR atau Golkar usul Novanto dihentikan.
"Kondisi ini sulit diterima akal sehat publik, karena para pemangku kepentingan di DPR masih membiarkan seorang Setya Novanto dengan kondisi "devisit kapasitas negarawan", tetapi dibiarkan tetap menjabat Ketua DPR RI dengan status tersangka mega korupsi yang melekat dalam dirinya," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Sindiran Pedas? Akademisi Sebut Jejak Sopir Sahroni, Noel, Setnov, Bahlil, hingga Haji Isam
-
Bukan di Bawah Bahlil, Golkar Siapkan Posisi 'Dewa' untuk Setya Novanto?
-
"Enaknya Jadi Setnov": Koruptor Rp 2,3 Triliun Bebas, Keadilan Jadi Lelucon?
-
Politisi NasDem Bela Remisi Setnov? 'Fine-Fine Saja' Lalu Singgung Amnesti Hasto dan Tom Lembong
-
Bebas dari Penjara, Kekayaan Setya Novanto Tembus Ratusan Miliar!
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Tak Hanya Obat Palsu, BPOM Perketat Pengawasan Kosmetik dan Skincare Ilegal
-
Kepala BPOM Jawab Surat Terbuka Nikita Mirzani : Siap Jadi Saksi, Asal Diminta Hakim
-
Harta Wahyudin Moridu Minus Rp 2 Juta, KPK Ingatkan Pejabat Jujur LHKPN
-
"Negeri Ini Disandera!": Erros Djarot Bongkar Dominasi Ketua Umum Partai dan Oligarki di Indonesia
-
9 Bulan Berjalan, Kepala Badan Gizi Nasional Sebut Sudah 4700 Siswa Keracunan MBG
-
BPOM dan PSI Perangi Obat Palsu, Libatkan Marketplace hingga Interpol
-
Rezim Jokowi Rusak Peradaban? Erros Djarot Bongkar Borok Nepotisme dan Buzzer di Lingkar Kekuasaan
-
Mahfud MD Buka Suara Soal Reshuffle dan Menko Polkam Baru: Reformasi Polri Jangan Mandek
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Golkar Soroti Kesiapan IKN Sebagai Ibu Kota Politik pada 2028, Perencanaan Spesifik Jadi Sorotan