Suara.com - Peristiwa pengepungan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/9/2017), malam, hingga Senin (18/9/2017), dini hari, menjadi berita utama di berbagai media massa siang ini. Massa datang dengan amarah karena mereka telah termakan informasi hoax yang menyebutkan berlangsung diskusi tentang komunisme di YLBHI.
Ketua YLBHI Bidang Advokasi M. Isnur merupakan salah satu aktivis yang menjadi saksi peristiwa menegangkan semalam. Dalam konferensi pers yang berlangsung di kantor Komnas Perempuan di Jalan Latuharhary, nomor 48, Jakarta Pusat, Isnur menjelaskan kronologis kejadian tersebut.
Awalnya, di gedung YLBHI diselenggarakan acara seni bertema Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi. Musisi yang datang, di antaranya Melanie Subono.
Acara tersebut, kata Isnur, sudah sepengetahuan kepolisian.
"Polisi sejak awal sampai akhir ada di dalam meliput memantau, mengawasi. Dan juga megang bahan -bahan semua acara. Intinya mereka tidak masalah dengan acara itu karena konsepnya diskusi seminar dan lain - lain," kata Isnur.
Sejak dibuka hingga selesai sekitar jam 21.30 WIB, acara berlangsung lancar. Ketegangan mulai terjadi ketika orang-orang mulai pulang.
"Sampai selesai semua masih aman. Jadi kalaupun ada berapa yang datang, tidak ada masalah apa - apa. Kemudian juga ada sebagian sudah mulai pulang. Jadi sudah selesai acaranya," kata Isnur.
Isnur mengungkapkan sebenarnya panitia sudah mulai khawatir sejak Jumat (15/9/2017). Pasal, beredar hoax tentang isi acara dan ada ajakan menyerbu YLBHI.
"Kami sempat khawatir karena sejak Jumat sudah viral di media sosial propaganda hoax, instruksi - instruksi dikerahkan untuk menyerbu LBH dengan tuduhan LBH mengadakan acara berbau komunis atau PKI," kata Isnur.
Sampai akhirnya gerombolan massa itu tiba sekitar jam 22.00 WIB. Mereka berteriak-teriak "ganyang PKI" di depan gerbang YLBHI. Untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, pintu gerbang ditutup rapat dan tak seorang pun diperkenankan masuk.
Bahkan, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Ario Seto hanya berdiri di depan gerbang, di antara massa, tak bisa masuk. Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz yang datang kemudian juga tidak bisa masuk ke area YLBHI ketika itu.
"Kepolisian juga yang menjelaskan pada massa pak kapolres dan kapolda meyakinkan bahwa kepolisian selama dua hari mengikuti full acaranya dan tidak ada sama sekali berhubungan dengan komunis dan PKI," ujar Isnur.
Isnur mengungkapkan massa susah diberi penjelasan oleh Kapolda karena mereka sudah termakan isu.
"Tapi massa yang datang semua di kepalanya di hatinya sudah tertanam bawah ini adalah (acara) PKI ini adalah komunis dan menurut semuanya lambang PKI. Itu yang terdengar oleh kami bahasa - bahasa yang kasar dan menakutkan oleh para massa (saat menggeruduk)," ujar Isnur.
Setelah Kapolda berkali-kali mengimbau agar massa membubarkan diri, mereka mulai meninggalkan Jalan Mendut dan bergeser ke Jalan Diponegoro.
Tetapi, suasana masih panas. Teriakan-teriakan kemarahan masih terdengar.
Dini hari, sebagian massa mulai melemparkan batu dan botol ke arah YLBHI dan polisi.
"Itu ketegangan terjadi kepolisian memenangkan pun dilempari batu. Jadi Masa datang kami melihatnya sudah sangat tendensius dan ingin merusak yang ada di dekat mereka," ujar Isnur.
Massa tetap tidak membubarkan diri dan masih berusaha masukke YLBHI.
"Berapa kali massa berupaya menerobos pagar. Melewati polisi dan pagar di samping yang bagian Jalan Diponegoro. Itu sempat juga rusak dan batu-batu berapa kali dilemparkan ke dalam LBH ke kaca - kaca," kata Isnur.
"Di dalam bahwa teman - teman juga takut dan banyak yang sepuh banyak yang sudah lanjut usia tertekan ada berapa yang pingsan," kata Isnur.
Polisi pun mengambil tindakan tegas. Polisi menembakkan gas air mata dan menyemburkan air dari water cannon. Massa kocar-kacir, sebagian lari ke arah Metropole dan Stasiun Cikini.
Polisi terus menerus memukul mundur massa sampai jam 03.00 WIB.
Setelah situasi aman, aktivis mulai dievakuasi dari YLBHI.
"Sudah benar - benar steril di depan gedung LBH, polisi mulai mengevakuasi sebagian dibawa ke Komnas HAM dan Komnas Perempuan," ujar Isnur.
Berita Terkait
-
'Ini Partisipasi Semu!' Koalisi Sipil Tagih Janji dan Ultimatum DPR soal RKUHAP
-
Potret Presiden Prabowo Pimpin Langsung Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Arsitektur Sunyi 'Kremlin', Ruang Siksa Rahasia Orba yang Sengaja Dilupakan
-
Malam Ini 3 Stasiun TV Nasional Tayangkan Film Legendaris G30S PKI, Mana Saja?
-
Menyusuri Jejak Ingatan yang Memudar, Penjara Tapol PKI di Jakarta
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Keji! Nenek Mutmainah Tewas, Jasadnya Diduga Dibakar dan Dibuang Perampok ke Hutan
-
Subsidi Menyusut, Biaya Naik: Ini Alasan Transjakarta Wacanakan Tarif Baru
-
Strategi Baru Turunkan Kemiskinan, Prabowo Akan Kasih Fasilitas buat UMKM hingga Tanah untuk Petani
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah
-
Nasib Gubernur Riau di Ujung Tanduk, KPK Umumkan Status Tersangka Hari Ini
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR