Suara.com - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan, partainya menerapkan sistem gotong-royong dalam mendanai calon kepala daerah di setiap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Cara ini dilakukan agar calon kepala daerah tidak mencari dana kepada para investor pemilu.
Menurutnya, investor pemilu ada di setiap daerah dan siap menggelontorkan dana mereka untuk membiayai kandidat kepala daerah agar memenangkan pemilu.
Setelah itu para kandidat yang memenangkan pemilu akan merasa berhutang budi kepada investor tersebut dan mengakibatkan terjadinya pelanggaran hukum.
"Hal ini yang sangat kita hindari sehingga sistem gotong royong menjadi pilihan kita," kata Hasto, dikutip dari Antara, Selasa (19/9/2017).
Ia mencontohkan dalam Pilkada Aceh, partainya meminta seluruh kepala daerah di Pulau Jawa dan Sumatera yang berasal dari PDI Perjuangan untuk gotong-royong membantu pendanaan pilkada.
"Meskipun nilainya tidak begitu besar, namun hal ini akan membuat para kandidat calon kepala daerah terhindar dari investor pemilu," ujar dia.
Hasto menambahkan para kandidat calon kepala daerah yang akan mereka dukung dalam pemilu akan mendapatkan bimbingan secara langsung.
Mereka akan mengikuti Sekolah Calon Kepala Daerah PDI Perjuangan selama lima hari. Para calon akan diuji intelektualnya, integritasnya, kepemimpinannya dan manajerialnya.
"Mereka akan diajari oleh tokoh-tokoh PDI Perjuangan yang telah berhasil seperti Wali Kota Surabaya Risma, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan lainnya," kata dia.
Baca Juga: Gregoria Tumbang, Indonesia Sisakan Fitriani di Jepang Open
Setelah itu para calon kandidat akan didampingi oleh tim yang dibentuk oleh partai selama pelaksanaan pemilu hingga usai.
"Tim ini bertugas untuk membawa calon itu turun kemasyarakatan dan memenangkan pemilu," kata dia.
Ia mengatakan pemilu ini merupakan alat untuk menentukan pemimpin. Strategi untuk memenangkan pemilu tentu sudah dimiliki oleh partai.
"Hukumnya jelas, siapa bergerak ke bawah untuk menyelesaikan permasalahan rakyat akan memenangkan hati masyarakat," katanya.
Berita Terkait
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Tepis Bayang-bayang Jokowi dan Kirim Pesan ke PDIP
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Lampu Hijau untuk Skuad Baru Megawati: Kemenkum Sahkan DPP PDIP yang Baru
-
KPK Telusuri Dugaan Ridwan Kamil Pakai Uang Korupsi BJB untuk Pilkada Jakarta 2024
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Nabire Diguncang Gempa Berkali-kali, Jaringan Internet Langsung Alami Gangguan
-
KPK Sita Uang Hingga Mobil dan Tanah dari Dirut BPR Jepara Artha dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Terungkap! Modus Oknum Kemenag Peras Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji
-
PWNU DKI Ingatkan soal Transformasi PAM Jaya: Jangan Sampai Air Bersih Jadi Barang Dagangan
-
Satgas PKH Tertibkan Tambang Ilegal di Maluku Utara: 100 Hektar Hutan Disegel, Denda Menanti!
-
Diungkap KPK, Ustaz Khalid Basalamah Beralih dari Haji Furoda ke Khusus Gegara Dihasut Oknum Kemenag
-
KPK Ungkap Modus 'Pecah Kuota' Biro Haji: Sengaja Ciptakan Kelangkaan Demi Harga Mahal
-
Tanggapi Komeng dan Pramono Soal Banjir, PSI Desak Pemprov DKI Ikut Perbaiki Wilayah Hulu
-
Bus Transjakarta Pagi-pagi Buta Tabrak 4 Ruko di Cakung Jaktim, Banyak Korban!
-
Rp 1 Triliun Menguap, Siapa Oknum Pejabat Kemenag yang Dilobi Asosiasi Travel Haji di Jakarta?