Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menginginkan pemusatan latihan nasional (pelatnas) terpusat di satu tempat dengan pilihannya di Cibubur di mana berdiri Rumah Sakit Olahraga Nasional.
"Saya ingin demikian karena seluruh rekam medik atlet itu dipusatkan di sana, pemanfaatan 'sport science' di sana, tes fisik dan psikologi di sana, kalau bisa Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) juga berkantor di sana agar selain ke depan kita punya 'database' yang konkret tentang 'record' mereka, peningkatan prestasi atlet juga lebih efektif dan efisien jika dengan Prima berkantor di sana juga," katanya, Selasa (19/9/2017).
Sementara untuk atlet pelapis, pihaknya akan memanfaatkan fasilitas di Jakabaring, Palembang dan Jawa Barat yang digunakan setelah PON.
"Sehingga pelatnas tidak tersebar lagi di banyak tempat, kecuali cabang olahraga yang sudah punya pelatnas sendiri, seperti voli dan bulu tangkis, tapi yang lain harus mengikuti apa yang diputuskan," ujarnya.
Apa yang disampaikan Imam itu walau tidak disampaikan secara gamblang, tersirat hal itu tak lepas dari evaluasi atas capaian SEA Games 2017 yang menjadi catatan terburuk Indonesia dalam mengarungi pesta olahraga multicabang negara-negara Asia Tenggara tersebut sejak keikutsertaan pertama pada 1977.
Dari target 55 medali emas, Indonesia hanya memperoleh 38 medali emas, ditambah 63 perak dan 90 perunggu yang didapatkan dengan mengirimkan 530 atlet resmi dalam 36 cabang olahraga sehingga menempatkan Indonesia di urutan lima klasemen perolehan medali.
Akan tetapi, beberapa orang menilai permasalahan utama yang terjadi sehingga prestasi Indonesia di SEA Games 2017 tidak sesuai ekspektasi adalah karena status Prima yang hanya menjadi pelaksana sehingga tidak memiliki kuasa pengaturan anggaran.
Hal itu, berakibat ada suara-suara yang menilai perlunya status Satlak Prima diubah menjadi Satuan Kerja (Satker). Imam menyambut positif usulan itu.
"Kita sudah membicarakan ini, saya kira itu akan lebih efisien sebetulnya, mereka mengetahui persis kebutuhan yang diinginkan masing-masing atlet dan cabang olahraga. Seperti INASGOC, dana yang ada kita gelontorkan ke mereka dan dikelola mereka. Tapi tentu dengan mekanisme tanggung jawab yang akuntabel dan harus ada pengontrolnya seperti inspektorat, kejaksaaan, dan kepolisian," ucap Imam.
Baca Juga: Gregoria Tumbang, Indonesia Sisakan Fitriani di Jepang Open
Namun, Imam juga mengusulkan Satlak Prima memangkas jumlah personelnya dari 90 orang menjadi maksimal 30 orang yang tidak lain alasannya adalah demi efisiensi dan efektifitas.
"Pertimbangannya jangan ada dobel anggaran dan dobel SDM. baik yang ada di PB maupun di Prima," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. [Antara]
Berita Terkait
-
Erick Thohir Sibuk Rangkap Jabatan, PSSI Tunggu Waktu Tepat Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
-
Niena Kirana Gugat Cerai Dito Ariotedjo, Sidang Perdana Digelar 24 Desember
-
Eks Menpora Beberkan Alasan Cerai, Bukan karena Davina Karamoy?
-
Soal Bonus Medali Perak dan Perunggu, Erick Thohir: Jangan Kaget Kalau Beda Signifikan
-
Eks Menpora Dito Ariotedjo Bantah Cerai Gara-Gara Davina Karamoy
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh