Suara.com - Seorang laki-laki di Melbourne, Australia, dinyatakan terbukti bersalah membunuh dan memutilasi istri sendiri di hadapan ketiga anak-anaknya.
Polisi, seperti disadur dari ABC News, Rabu (20/9/2017), meyakini pria berusia 35 tahun yang namanya dirahasiakan dari publik itu memutilasi sang istri karena melarang dirinya pergi ke Suriah untuk bergabung dengan gerombolan teroris ISIS.
Berdasarkan dokumen pengadilan, ketiga anaknya mengakui kepada polisi menyaksikan sang ayah membunuh dan memutilasi tubuh ibu mereka di dalam, pada Juni 2016.
Bahkan, anak-anak tersebut mengatakan kepada polisi ayah mereka mengikat tubuh wanita berusia 27 tahun itu memakai lakban, dibungkus plastik, dan disembunyikan dalam seperai sebelum dimasukkan pada bagasi mobil keluarga.
Setelahnya, sang ayah mengajak ketiga anaknya berjalan-jalan memakai mobil itu ke taman sebelah lapangan tenis Dallas.
Sesampainya di sana, mereka melihat sang ayah membuang potongan-potongan tubuh ibu mereka ke semak-semak.
Sesudah membuang mayat mendiang istrinya, laki-laki tersebut mengajak ketiga anaknya pergi ke toko roti untuk membeli kue kering.
Kesaksian ketiga bocah tersebut, secara hukum dikuatkan dengan fakta yang didapat polisi bahwa pelaku pernah “curhat” ke saudaranya mengenai pertengkaran dengan sang istri.
Baca Juga: Sering Ubah Keterangan, Polisi Periksa Kejiwaan Bos Hoaks Saracen
Laki-laki itu mengakui kesal terhadap sikap istrinya yang melarang dia pergi ke Suriah demi berperang di bawah bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Bahkan, ia juga menceritakan pernah mengiris tangan istrinya memakai pisau untuk meluapkan kekesalannya, enam bulan sebelum terjadi pembunuhan tersebut.
Dalam persidangan, laki-laki itu sudah mengakui sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
Ia juga mengungkapkan mencurigai istri keduanya yang dinikahinya secara keagamaan sebagai agen rahasia intelijen Australia.
Laki-laki tersebut, akan menjalani sidang prahukuman pada November 2017.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu