Bangunan Blok H rumah susun sewa Pulogebang, Jakarta Timur, Selasa (25/2). [suara.com/Oke Atmaja]
Polisi mengusut kasus pemukulan terhadap Nasoem Sulaiman alias Joker, warga rumah susun sederhana sewa Pulogebang, Jakarta Timur, pada Minggu (25/9/2017). Joker merupakan tokoh masyarakat yang membubarkan acara kebaktian anak-anak di rusunawa.
"Masih kami dalami ya. Kami masih periksa saksi -saksi. Sudah ada enam saksi kami periksa," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana kepada Suara.com Selasa (25/9/2017).
Joker dipukul usai mengikuti mediasi bersama warga rusunawa. Mediasi yang difasilitasi kepolisian tersebut bertujuan untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi.
Sapta mengatakan orang yang memukul Joker bukan warga rusunawa.
"Itu dari luar, bukan warga rusun. Mereka pakai dua mobil dan satu motor," kata Sapta.
Ketua RT 11, RW 11, rusunawa Pulogebang, Jalilani, mengatakan pemukulan terhadap Joker dilakukan di di lantai 3 blok F. Ketika itu, Joker hendak salat Maghrib.
"Ada insiden saudara Joker dipukul, dikeroyok yang pula harus diusut. Itu kejadian Minggu pukul 18.00 WIB, menjelang Maghrib. Itu dia mau salat Maghrib. Usai malamnya kami mediasi di polsek buat surat pernyataan dan saling memaafkan sama warga rusun," ujar Jailani.
"Itu orang nggak dikenal gedor - gedor rumahnya. Istrinya nggak berani membuka pintu. Mau telepon saya nggak sempat. Akhirnya dibuka. Tidak ada pembicaraan apa - apa main pukul," Jailani menambahkan.
"Masih kami dalami ya. Kami masih periksa saksi -saksi. Sudah ada enam saksi kami periksa," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polisi Resor Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana kepada Suara.com Selasa (25/9/2017).
Joker dipukul usai mengikuti mediasi bersama warga rusunawa. Mediasi yang difasilitasi kepolisian tersebut bertujuan untuk mencari solusi atas masalah yang terjadi.
Sapta mengatakan orang yang memukul Joker bukan warga rusunawa.
"Itu dari luar, bukan warga rusun. Mereka pakai dua mobil dan satu motor," kata Sapta.
Ketua RT 11, RW 11, rusunawa Pulogebang, Jalilani, mengatakan pemukulan terhadap Joker dilakukan di di lantai 3 blok F. Ketika itu, Joker hendak salat Maghrib.
"Ada insiden saudara Joker dipukul, dikeroyok yang pula harus diusut. Itu kejadian Minggu pukul 18.00 WIB, menjelang Maghrib. Itu dia mau salat Maghrib. Usai malamnya kami mediasi di polsek buat surat pernyataan dan saling memaafkan sama warga rusun," ujar Jailani.
"Itu orang nggak dikenal gedor - gedor rumahnya. Istrinya nggak berani membuka pintu. Mau telepon saya nggak sempat. Akhirnya dibuka. Tidak ada pembicaraan apa - apa main pukul," Jailani menambahkan.
Kasus pembubaran kebaktian anak-anak pada Sabtu (23/9/2017) menjadi perhatian Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Djarot meminta seluruh warga yang tinggal di rusunawa memiliki sikap saling toleransi. Ia tidak ingin peristiwa intoleran kembali terjadi di rusunawa milik pemerintah.
"Siapapun yang menghuni rusun harus mempunyai jiwa toleran," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/9/2017).
"Kita harus tegakan aturan. Siapapun yang melanggar harus diberikan sanksi agar tak menular kemana-mana. Itu yang bersalah biar serahkan ke kepolisian untuk berikan sanksi," Djarot menambahkan.
Joker sudah tiga kali mengintimidasi warga yang tengah beribadah. Dia pertamakali mengintimidasi pada tahun 2015. Menurut Djarot yang dilakukan Joker bukan mencerminkan agama Islam.
"Itu tidak patut, tidak boleh terulang, terutama di hadapan anak-anak. Saya muslim dan itu tidak mencerminkan Islam yang penuh damai," kata dia.
Joker sudah tiga kali mengintimidasi warga yang tengah beribadah. Dia pertamakali mengintimidasi pada tahun 2015. Menurut Djarot yang dilakukan Joker bukan mencerminkan agama Islam.
"Itu tidak patut, tidak boleh terulang, terutama di hadapan anak-anak. Saya muslim dan itu tidak mencerminkan Islam yang penuh damai," kata dia.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Punya Mata Batin, Sara Wijayanto Akui Belajar dari Makhluk Tak Kasat Mata
-
Ayu Ting Ting Ungkap Alasan Tak Masalah Disebut ATM Orangtua
-
Mafindo Ungkap Potensi Tantangan Pemilu 2029, dari AI hingga Isu SARA
-
Di Balik Senyum Ceria, Tiara Andini Ternyata Sembunyikan Rasa Trauma
-
Bukan Gagal, Ini Alasan Sebenarnya Sara Wijayanto dan Demian Aditya Setop Program Hamil
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf
-
Skema WFA ASN dan Pegawai Swasta Nataru 2025, Termasuk TNI dan Polri
-
Pakar Hukum Unair: Perpol Jabatan Sipil Polri 'Ingkar Konstitusi', Prabowo Didesak Turun Tangan
-
Duka Sumut Kian Pekat, Korban Jiwa Bencana Alam Bertambah Jadi 369 Orang
-
Polisi Tantang Balik Roy Suryo dkk di Kasus Ijazah Jokowi: Silakan Ajukan Praperadilan!
-
Besok Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik Nataru ke Jogja, Exit Prambanan Jadi Perhatian
-
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
-
Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
-
METI: Transisi Energi Berkeadilan Tak Cukup dengan Target, Perlu Aksi Nyata