Pakar hukum pidana dari Universitas Padjajaran Romli Atmasasmita [suara.com/Dian Rosmala]
Saksi ahli hukum pidana KPK Feri Asmari menyebut saksi ahli yang dihadirkan tersangka Setya Novanto, Romli Atmasasmita, tidak membaca penjelasan undang-undang sebelum menyatakan bahwa penyelidik, penyidik, dan penuntut umum yang tidak diberhentikan sementara oleh institusi asal maka tidak sah sebagai pegawai KPK.
"Profesor Romli tidak baca penjelasan Pasal 10 UU MK Nomor 8 Tahun 2011 menyatakan bahwa sifat putusan MK itu final and binding ketika diputuskan. begitu diketuk palu berlaku sebagai bagian lain dari undang-undang," kata Feri dalam sidang praperadilan yang diajukan Novanto di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2017).
Feri mengatakan putusan MK sudah jelas dan tegas bahwa KPK memiliki hak untuk memilih penyelidik, penyidik, dan penuntut umum. KPK, katanya, memiliki kebebasan untuk menentukan penyelidik dan penyidik, apakah diambil dari kepolisian, kejaksaan, atau non keduanya.
"(Selain UU KPK) putusan MK Nomor 109 dan 110 PUU XIII Tahun 2015 menyatakan bahwa KPK berhak merekrut penyelidik, penyidik, penuntut umum sendiri di luar institusi kepolisian dan kejaksaan," kata Feri.
Feri mengatakan kewenangan KPK bersifat konstitusional.
"Dalam artian ini kewenangan konstitusional KPK mencari penyidik independennya sendiri, agar tidak diintervensi lembaga yang berpotensi terlibat kasus korupsi," kata Feri.
Dalam persidangan yang berlangsung pada Selasa (26/9/2017), Romli mempersoalkan keabsahan penyelidik, penyidik, dan penuntut umum KPK.
Romli menilai karena mereka belum mendapatkan surat keputusan pemberhentian dari instansi asal, maka tidak sah.
Tapi menurut Feri, instansi asal tidak perlu mengeluarkan SK pemberhentian sementara begitu KPK mengangkat.
"Pasal 39 ayat 3 UU KPK tegas menyatakan begitu pimpinan KPK melantik mengangkat penyelidik, penyidik, penuntut umum mereka, maka serta merta dia berhenti sementara di institusi awalnya. Tidak ada tafsir lain dari teks undang-undang ini. Orang boleh berpendapat berbeda, tapi begitulah bunyi teksnya," kata Feri.
"Itu bagian konsep bagaimana independennya KPK menyeleksi orang-orang yang masuk KPK, sehingga KPK tidak tergantung kepada SK dari lembaga lain," katanya.
"Profesor Romli tidak baca penjelasan Pasal 10 UU MK Nomor 8 Tahun 2011 menyatakan bahwa sifat putusan MK itu final and binding ketika diputuskan. begitu diketuk palu berlaku sebagai bagian lain dari undang-undang," kata Feri dalam sidang praperadilan yang diajukan Novanto di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2017).
Feri mengatakan putusan MK sudah jelas dan tegas bahwa KPK memiliki hak untuk memilih penyelidik, penyidik, dan penuntut umum. KPK, katanya, memiliki kebebasan untuk menentukan penyelidik dan penyidik, apakah diambil dari kepolisian, kejaksaan, atau non keduanya.
"(Selain UU KPK) putusan MK Nomor 109 dan 110 PUU XIII Tahun 2015 menyatakan bahwa KPK berhak merekrut penyelidik, penyidik, penuntut umum sendiri di luar institusi kepolisian dan kejaksaan," kata Feri.
Feri mengatakan kewenangan KPK bersifat konstitusional.
"Dalam artian ini kewenangan konstitusional KPK mencari penyidik independennya sendiri, agar tidak diintervensi lembaga yang berpotensi terlibat kasus korupsi," kata Feri.
Dalam persidangan yang berlangsung pada Selasa (26/9/2017), Romli mempersoalkan keabsahan penyelidik, penyidik, dan penuntut umum KPK.
Romli menilai karena mereka belum mendapatkan surat keputusan pemberhentian dari instansi asal, maka tidak sah.
Tapi menurut Feri, instansi asal tidak perlu mengeluarkan SK pemberhentian sementara begitu KPK mengangkat.
"Pasal 39 ayat 3 UU KPK tegas menyatakan begitu pimpinan KPK melantik mengangkat penyelidik, penyidik, penuntut umum mereka, maka serta merta dia berhenti sementara di institusi awalnya. Tidak ada tafsir lain dari teks undang-undang ini. Orang boleh berpendapat berbeda, tapi begitulah bunyi teksnya," kata Feri.
"Itu bagian konsep bagaimana independennya KPK menyeleksi orang-orang yang masuk KPK, sehingga KPK tidak tergantung kepada SK dari lembaga lain," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Wakil Bupati Jember Adukan Bupati ke KPK Terkait Masalah Tata Kelola Pemerintahan
-
Bungkam Usai Diperiksa KPK, Bupati Pati Atur Lelang dan Dapat Fee Proyek?
-
Viral Canda 'Rampok Uang Negara', Anggota DPRD Gorontalo Dipanggil KPK soal Harta Minus Rp 2 Juta
-
KPK Buru 'Juru Simpan' Uang Korupsi Kuota Haji, Identitas Masih Rahasia
-
Ada 'Bendahara Gaib' Korupsi Kuota Haji Rp1 Triliun, Siapa Sosoknya dan Kemana Saja Aliran Dananya?
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Bikin 'Sus'! KPU Bantah Ubah Data Gibran, tapi Akui Selidiki Perubahan Tampilan Website
-
Marak Kasus Anak Keracunan MBG, Kepala BPOM Buka Suara: Ini Pembelajaran Bagi Kita
-
Instruksi Bahlil: Kader Golkar Wajib Peka Sosial dan Kawal Program Nasional Tanpa Kompromi
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Pemerintah Push SMK Genjot Skill Bahasa Asing Sejak Kelas 1
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Tiga Kecelakaan dalam Sebulan, TransJakarta Gandeng KNKT Audit Total, Gubernur DKI Turun Tangan
-
Jelang Hari Tani 2025, AGRA Sebut Kebijakan Agraria Pemerintahan Prabowo Hanya Untungkan Elite
-
Gara-gara Tak Dibuatkan Mie Instan, Suami di Cakung Tega Bakar Istri hingga Tewas
-
Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
-
Pemda Diingatkan Mendagri Agar Realisasikan Pendapatan dan Belanja Sesuai Target