Suara.com - Ratusan masyarakat yang telah mengungsi selama dua minggu di Gedung Olah Raga Swecapura Kabupaten Klungkung secara bertahap kembali ke rumah masing-masing di Kabupaten Karangasem setelah desanya dinyatakan aman, meskipun Gunung Agung tetap berstatus Awas.
Karangasem, salah satu dari sembilan kabupaten dan kota di Bali memiliki 78 desa. Hanya 28 desa yang terdampak langsung jika Gunung Agung (3.142 meter di atas permukaan air laut) erupsi, sisanya 50 desa diperkirakan aman sehingga masyarakat tidak perlu mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung I Putu Widiada mengatakan masyarakat dari 50 desa yang dinyatakan aman yang sebelumnya telah dilakukan pendataan dengan rinci, atas kesadarannya sendiri secara tertahap kembali ke rumah masing-masing.
Pengungsi yang tersebar pada 122 titik di Kabupaten Klungkung yang rumahnya berada di zona aman sebanyak 1.794 orang. Mereka yang berasal dari 43 desa di wilayah ujung paling timur Pulau Dewata itu sudah kembali ke desa asalnya.
Mereka pulang atas kesadaran sendiri, bahkan diantar oleh Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta sampai di Dusun Benekasa, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem yang berjarak sekitar 20 km dari tempat pengungsian.
Masyarakat yang pulang ke tempat tinggalnya itu difasilitasi pemerintah setempat sebanyak 36 kepala keluarga atau 121 jiwa) dengan harapan dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, Selain itu, warga lebih tenang dalam menjalani kehidupan, sedangkan anak-anak kembali sekolah seperti biasa.
Pemkab Klungkung tetap akan menerima mereka jika dalam waktu ke depan, warga terdampak Gunung Agung berkeinginan kembali ke pengungsian. Klungkung daerah tetangga paling dekat dengan Kabupaten Karangasem sebelumnya menampung pengungsi 20.227 jiwa, di mana 1.784 jiwa di antaranya sudah kembali ke desa asalnya. Kini mereka yang masih tinggal tercatat 18.443 jiwa.
Kembalinya para pengungsi ke rumah masing-masing atas kesadaran sendiri, tanpa ada paksaan pihak lain, sesuai harapan Gubernur Bali Made Mangku Pastika karena hanya masyarakat di 28 desa rawan bencana yang wajib menjauh.
Jumlah pengungsi yang sempat membengkak, diperkirakan mencapai 150.109 orang di 420 titik tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali. Mereka mengungsi karena kekhawatiran, rasa panik, dan tidak memiliki pengetahuan tentang kebencanaan terkait dengan peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Agung.
Baca Juga: Satu Pengungsi Gunung Agung di Tabanan Meninggal Dunia
Oleh sebab itu, menurut Gubernur Mangku Pastika, tim penanggulangan bencana dapat bekerja cepat mengembalikan para pengungsi yang ada di luar kawasan rawan bencana ke desa masing-masing untuk beraktivitas seperti biasa.
"Saya yang menjamin jika masyarakat yang tinggal di luar kawasan rawan bencana (KRB) aman. Jika memang terjadi letusan baru kemudian dilakukan tindakan pengamanan lanjutan," ujarnya.
Gunung Agung sejak 22 September berstatus Awas atau Level IV. Hingga Sabtu (7/10) telah memasuki hari ke-15, situasinya tetap mempunyai potensi erupsi.
Sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meningkatkan status Gunung Agung menjadi Awas, wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung itu, diperluas menjadi sembilan kilometer.
Selain itu ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya sehingga kawasan yang berbahaya dalam radius 12 kilometer dari Gunung Agung harus dikosongkan.
Meskipun aktivitas gunung terus meningkat, hanya masyarakat di 28 desa di lereng Gunung Agung yang masuk dalam kawasan rawan bencana yang diwajibkan untuk mengungsi ke tempat aman.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal