Presiden Joko Widodo harus hati-hati dengan Prabowo Subianto jika ingin menang kembali pada pemilihan presiden tahun 2019 nanti. Sebab, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu tetap mengejar Jokowi, meski tak melakukan aktivitas kampanye kepada masyarakat.
"Saya tertarik itu justru elektabilitas Prabowo, karena Prabowo itu elektabilitasnya dibilang buruk tidak, karena dia sama sekali dari tahun 2014 tidak melakukan kampanye secara sistematik, dia lebih banyak berdiam diri di kediamnnya, tapi toh dia masih mendapat dukungan kisaran 19-31 persen tergantung simulasinya seperti apa," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di Kantornya, Jalan Cikini V, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/10/2017).
Burhanuddin mengatakan angka tersebut berdasarkan simulasi dua calon yang siap maju pada Pilpres 2019. Dalam simulasi tersebut, Prabowo dihadapkan dengan Presiden Jokowi yang mendapatkan dukungan suara 58,9 persen.
"Sementara ini, Jokowi unggul dalam simulasi head to head, tapi elektabilitas Prabowo tak bisa diremehkan, mengingat selama tiga tahun terakhir Prabowo belum melakukan aktivitas sosialisasi secara memadai," katanya.
Burhanuddin menilai angka tersebut menunjukkan Prabowo bisa mengalahkan Jokowi pada Pilpres 2019.
"Dengan kisaran elektabilitas konsisten di bawah presiden Jokowi, menurut saya ini indikator yang menunjukkan Jokowi punya kompetitor yang relatif kuat meskipun berasal dari rival lama, karena Prabowo masih berhasil menjaga basis massanya. Terlepas dari kenyataan bahwa Prabowo selama tiga tahun tidak semasif terutama dalam mengunjungi konstituen dalam melakukan safari politik, karena tidak ada momen kampanye dan seterusnya," kata Burhanuddin.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa