Setiap pemilihan kepala daerah di Papua, baik itu ditingkat kabupaten maupun provinsi sering kali terjadi konflik horizontal. Untuk menyelesaikan konflik di masyarakat itu, Staf Khusus Presiden Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya mengatakan solusinya adalah mengubah sistem pilkadanya.
Dia mengusulkan khusus untuk Papua, pemilihan Bupati atau Gubernur melalui DPRD berdasarkan usulan musyawarah adat.
"Masalah pendekatan Papua saya beri masukan, ke depan Pilkada di Papua ini melalui pemilihan di DPRD. Pemilihan melalui DPR ini bisa dengan calonnya diambil melalui musyawarah adat," kata. Lenis di kantornya, Jalan Veteran III Jakarta Pusat, Jumat (13/10/2017).
Dia menjelaskan, prosesnya dimulai dari bakal calon yang ingin maju menjadi Bupati atau Gubernur dinilai secara khusus visi-misinya oleh masyarakat adat. Menurutnya Pilkada langsung seperti sekarang untuk masyarakat Papua tidak cocok, sebab selalu menimbulkan konflik di masyarakat.
"Kalau pola seperti sekarang ini dibiarkan terus, masyarakat Papua ini berkelahi terus, tak akan terjadi perdamaian. Itu bisa mengancam keamanan negara," ujar dia.
Maka dari itu, ia meminta Kementerian Dalam Negeri segera mengevaluasi masalah Pilkada di Provinsi Papua dan Papua Barat. Sebab, kata dia, Papua wilayah khusus sehingga perlu penanganan khusus juga.
"Kemudian penegak hukum, KPU, Bawaslu, Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan coba tegakkan yang benar. Patuhi Undang-undang, kita anak bangsa punya hak politik yang sama. Jadi jangan sampai terjadi yang salah dimenangkan, yang menang dikalahkan, ini kan salah," kata dia.
Selain itu, Lanis juga menyarankan Kementerian Dalam Negeri untuk lebih banyak turun langsung ke daerah-daerah Papua memantau kinerja penyelenggara pemerintah di sana. Selama ini Kemendagri dinilai jarang turun ke lapangan meninjau kinerja pemerintahan daerah di Papua.
Baca Juga: Stafsus Jokowi Sarankan Polisi Suruh 11 Warga Pulang ke Papua
"Coba pemerintah dalam hal ini Kemendagri sebagai pembina pemerintah Papua turun langsung ke lapangan. Mengecek pemerintahan berjalan atau tidak, terus apa kinerjanya, seperti apa track recordnya, keberhasilannya seperti apa, cek dulu di lapangan. Terus berapa kali ke luar negeri, harus ditanyakan juga kepala daerahnya. Kalau memang sudah cek di lapangan baru laporkan ke Presiden, orang ini baik, orang ini tidak baik," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?