Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Ninik Rahayu [suara.com/Nikolaus Tolen]
Ombudsman Republik Indonesia meminta Presiden Joko Widodo untuk menaruh perhatian penuh pada pelayanan publik di kepolisian dan peradilan.
"Tentu lembaga penegak hukum seperti kepolisian perlu mendapat atensi juga dari pemerintah. Kalau dilihat dari keluhan masyarakat, polisi masih menduduki laporan terbanyak sampai hari ini, dan itu tidak bergerak. Dari tahun 2015-2017, yang banyak dilaporkan masyarakat itu institusi kepolisian," kata komisioner ombudsman Ninik Rahayu di kantor Ombudsman Republik Indonesia, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2017).
Ninik mengatakan jika penegakan hukum lemah, maka akan mempengaruhi roda pemerintahan.
"Kejaksaan serta peradilan ini kemudian mendapatkan atensi juga dari pemerintah, karena berada di bawah pemerintah, bukan lembaga mandiri seperti Mahkamah Agung. Karena ketika law enforcement ini lemah, maka bisa dibilang menyebabkan keseluruhan pemerintahan kita juga akan lamban dalam merespon keluhan masyarakat," kata Ninik.
Menurut data ombudsman, masalah yang dikeluhkan publik kepada institusi Polri cenderung hal yang sama.
"Nah ini artinya, saber pungli (sapu bersih pungutan liar) yang juga digawangi oleh kepolisian ini mesti mendapatkan atensi yang besar, karena keluhan masyarakat masih terkait layanan publik di kepolisian yang tertinggi, sampai hari ini. Mulai dari laporan yang tidak segera ditindaklanjuti, diabaikan, mulai dari layanan pembuatan SIM, STNK, yang harusnya bayar 150 ribu menjadi 500 sampai 1 juta, misalnya," kata Ninik.
Ombudsmen sudah pernah menyampaikan banyaknya laporan kepada Polri. Polisi, kata dia, biasanya menyatakan sudah membuat kebijakan.
"Selama ini kalau ada saran yang kita berikan dan belum ada perubahan, biasanya jawabnya begini, kami sudah membuat kebijakan dan itu oknum yang melakukan, selalu begitu, oknum bahasa yang disampaikan. Kami selalu mengatakan kalau berulang itu bukan oknum, tapi sistem harus direview. Sistem itu bukan hanya kebijakannya, orangnya juga direview, mungkin dididik lagi, atau diberi sanksi yang tegas, karena laporan-lapoaran yang dikirim ke kita itu cenderung berulang. Itu-itu saja dan tidak bergerak. Itu artinya sistemnya ada yang masalah," katanya.
Ninik berharap Jokowi mendorong perbaikan layanan Polri. Ombudsman menerima laporan terkait Polri tertinggi dibandingkan lembaga lain, 14,4 persen.
"Artinya memang tetap ada dalam kendali bapak Jokowi-JK untuk memperbaiki ke depan," kata Ninik.
"Tentu lembaga penegak hukum seperti kepolisian perlu mendapat atensi juga dari pemerintah. Kalau dilihat dari keluhan masyarakat, polisi masih menduduki laporan terbanyak sampai hari ini, dan itu tidak bergerak. Dari tahun 2015-2017, yang banyak dilaporkan masyarakat itu institusi kepolisian," kata komisioner ombudsman Ninik Rahayu di kantor Ombudsman Republik Indonesia, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (19/10/2017).
Ninik mengatakan jika penegakan hukum lemah, maka akan mempengaruhi roda pemerintahan.
"Kejaksaan serta peradilan ini kemudian mendapatkan atensi juga dari pemerintah, karena berada di bawah pemerintah, bukan lembaga mandiri seperti Mahkamah Agung. Karena ketika law enforcement ini lemah, maka bisa dibilang menyebabkan keseluruhan pemerintahan kita juga akan lamban dalam merespon keluhan masyarakat," kata Ninik.
Menurut data ombudsman, masalah yang dikeluhkan publik kepada institusi Polri cenderung hal yang sama.
"Nah ini artinya, saber pungli (sapu bersih pungutan liar) yang juga digawangi oleh kepolisian ini mesti mendapatkan atensi yang besar, karena keluhan masyarakat masih terkait layanan publik di kepolisian yang tertinggi, sampai hari ini. Mulai dari laporan yang tidak segera ditindaklanjuti, diabaikan, mulai dari layanan pembuatan SIM, STNK, yang harusnya bayar 150 ribu menjadi 500 sampai 1 juta, misalnya," kata Ninik.
Ombudsmen sudah pernah menyampaikan banyaknya laporan kepada Polri. Polisi, kata dia, biasanya menyatakan sudah membuat kebijakan.
"Selama ini kalau ada saran yang kita berikan dan belum ada perubahan, biasanya jawabnya begini, kami sudah membuat kebijakan dan itu oknum yang melakukan, selalu begitu, oknum bahasa yang disampaikan. Kami selalu mengatakan kalau berulang itu bukan oknum, tapi sistem harus direview. Sistem itu bukan hanya kebijakannya, orangnya juga direview, mungkin dididik lagi, atau diberi sanksi yang tegas, karena laporan-lapoaran yang dikirim ke kita itu cenderung berulang. Itu-itu saja dan tidak bergerak. Itu artinya sistemnya ada yang masalah," katanya.
Ninik berharap Jokowi mendorong perbaikan layanan Polri. Ombudsman menerima laporan terkait Polri tertinggi dibandingkan lembaga lain, 14,4 persen.
"Artinya memang tetap ada dalam kendali bapak Jokowi-JK untuk memperbaiki ke depan," kata Ninik.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Dendam usai Bebas? Ini Dalih Tom Lembong Laporkan Auditor BPK ke Ombdusman RI
-
Pertamina Patra Niaga Dapat Apresiasi Ombudsman atas Kepatuhan Distribusi LPG di Pangkalan
-
BUMDes Boleh Kelola Pupuk Bersubsidi? Ini Penjelasan Ombudsman
-
Relawan Ganjar CS Adukan Jokowi ke Ombudsman RI, Ujung-ujungnya Soal Prabowo
-
Dicopot Dari Ketua MK, Kini Anwar Usman Dilaporkan Ke Ombudsman RI
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
Terkini
-
Jujur Kembalikan Ponsel Temuan, 6 Siswa SD Dapat Pin Khusus dari Kapolda Metro Jaya
-
Fakta Dandi Si Polisi Gadungan: Doyan Narkoba, 4 Kali Beraksi di Penjaringan, Korban Terakhir Ojol
-
RUU Perampasan Aset Belum Juga Dibahas, Begini Jawaban Puan Maharani
-
Ayah Prada Lucky Dilaporkan ke Denpom, Diduga Langgar Disiplin Militer Gegara Hal Ini
-
Prabowo Tegas Bantah Dikendalikan Jokowi: Aku Hopeng Sama Beliau, Bukan Takut!
-
Pamer KTA Palsu Dalih Tangkap Orang di Kalijodo, Polisi Abal-abal Gondol HP hingga Motor Abang Ojol
-
KPK Sita Aset Satori: Dari Ambulans hingga Kursi Roda Diduga Dibeli Pakai Uang Haram
-
Formappi: Putusan MKD DPR RI Mengecewakan, Abaikan Pelanggaran Etik Cuma Fokus pada Hoaks
-
Modal Airsoft Gun, Dandi Ngaku Reserse Narkoba Polda Metro, Sikat Motor-HP Ojol di Penjaringan
-
Ratusan Insan Sinar Mas Tuntaskan Pendidikan Komponen Cadangan