Suara.com - Presiden Katalan yang dipecat pemerintah Spanyol, Carles Puigdemont, menyerukan "oposisi demokratis" atas aksi pengambilalihan Madrid di wilayah tersebut menyusul deklarasi kemerdekaannya.
"Sangat jelas bahwa bentuk terbaik untuk mempertahankan keberhasilan yang dicapai sampai sekarang adalah oposisi demokratis terhadap pasal 155," kata Puigdemont dalam sebuah pernyataan singkat pada Sabtu (28/10/2017).
Spanyol jatuh ke dalam kemelut pada 1 Oktober ketika Catalunya, sebuah negara bagian di wilayah timur laut, yang menyumbangkan sekitar 20 persen dari produk domestik bruto Spanyol, mengadakan referendum kemerdekaan. Meskipun, pengadilan telah menyatakan bahwa penyelenggaraan tersebut melanggar hukum.
Catalunya menyatakan kemenangan meski tingkat partisipasinya hanya 43 persen.
Gejolak politik di Spanyol meningkat pada Jumat (27/10/2017) setelah pemerintah Madrid menolak presiden dan parlemen Catalunya beberapa jam setelah wilayah tersebut mengumumkan kemerdekaan.
Spanyol kemudian memecat kepala kepolisian daerah Catalunya Josep Lluis Trapero, sebagai bagian dari tindakan pemerintah di Madrid, yang menguasai daerah mandiri tersebut, untuk menghentikan dorongan terhadap terwujudnya kemerdekaan.
Madrid memecat pemerintah Catalunya, dengan mengambil alih jalannya pemerintahan dan menyebut akan melakukan pemilihan baru setelah parlemen wilayah tersebut mengumumkan kemerdekaannya.
Terdapat keraguan tentang bagaimana Mossos d'Esquadra, sebutan untuk kepolisian daerah Catalunya, akan menanggapi jika diperintahkan untuk mengusir pemimpin Carles Puigdemont dan pemerintahannya yang telah dipecat.
Dalam upaya meredakan ketegangan, kepolisian daerah tersebut mendesak anggotanya untuk bersikap netral dan tidak memihak.
Baca Juga: Kemensos Gandeng 20 Kampus Bangun Desa Sejahtera Mandiri
Trapero menjadi pahlawan bagi kelompok pro kemerdekaan setelah pasukannya mengambil sikap yang lebih lembut daripada kepolisian nasional dalam menegakkan sebuah larangan pemerintah untuk melakukan referendum kemerdekaan pada 1 Oktober.
Pasukannya terbelah oleh ketidakpercayaan di antara mereka untuk mendukung dan melawan kemerdekaan, terpecah dari pasukan polisi nasional Spanyol, kata Mossos dan petugas kepolisian nasional.
"Mengingat bahwa ada kemungkinan akan meningkatnya pertemuan dan unjuk rasa warga di seluruh wilayah dan terdapat sejumlah orang yang memiliki pemikiran berbeda, kita harus ingat itu adalah tanggung jawab kita untuk menjamin keamanan semua pihak dan membantu agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," menurut catatan tersebut.
Pemecatan Trapero ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri Spanyol Juan Ignacio Zoido.
Pengadilan Tinggi Spanyol pada pekan lalu melarang Trapero untuk pergi meninggalkan Spanyol dan menyita paspornya sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan penghasutan, meski tidak memerintahkan untuk penangkapannya.
Jaksa mengatakan bahwa yang bersangkutan gagal memberi perintah untuk menyelamatkan anggota polisi nasional yang terjebak di dalam gedung di Barcelona, selama terjadi aksi unjuk rasa pro- kemerdekaan pada bulan lalu. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri