Suara.com - "Cukup sudah 202 hari bahwa kalau ada masalah kita akan lacak apakah teknis atau politis," kata mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto ketika bicara tentang kasus penyiraman dengan air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Bambang curiga kasus tersebut tak diungkap karena alasan politis.
"Dalam pandangan kami ini bukan masalah teknis, ini masalah politis. Kalau soal teknis teman-teman kepolisian hebatlah, tapi jangan-jangan ada hambatan politis, ini yang kami lacak," kata Bambang di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (31/10/2017).
Bambang bersama para mantan pimpinan KPK dan aktivis hak asasi manusia mendatangi gedung KPK, untuk mendesak penyelesaian kasus Novel. Bambang didampingi, antara lain Abraham Samad, Busyro Muqoddas, M. Yasin, Mochtar Pabotinggi, Najwa Shihab, Usman Hamid, Haris Azhar.
Bambang dan kawan-kawan mendesak KPK membentuk tim gabungan pencari fakta. TGPF diusulkan diisi orang sipil yang ahli.
"Jangan lupa, kemampuan masyarakat sipil menggunakan kompetensinya di berbagai bidang juga dibutuhkan oleh penyidik, kami merasa sebagian kami punya kompetisi untuk itu. Jadi kalau untuk hari ini, kita hadir kita ingin menunjukkan optimisme tanpa mendelegitimasi apa yang sudah terjadi," kata Bambang.
Bambang mengakui pemberantasan kasus korupsi bukan perkara yang mudah. Dalam perjalanannya akan menjumpai berbagai rintangan.
"Kami datang ingin menumbuhkan optimisme, bahwa pemberantasan korupsi terjal, berliku, ganas, disana sini itu hal tidak bisa diingkari, tapi di sisi lain saat kezaliman merajalela dan di puncak kejahatannya, itu tanda- tanda orang mau jatuh, tugas kami menumbuhkan optimisme itu," katanya.
Bambang mengatakan pembentukan TGPF memang tak mudah. Namun, Bambang dan kawan-kawan akan tetap mendorong pimpinan KPK sekarang untuk merealisasikan.
"Itu sebabnya usulan-usulan yang ingin mendorong proses ini diselesaikan. Ada banyak contoh TGPF kurang berhasil, tapi ada juga yang jadi mendorong konsolidasi masyarakat sipil. TGPF Munir itu berhasil, tapi tidak tuntas, itu tantangannya, tim gabungan pencari fakta saat awal reformasi negeri juga keren, itu ungkap begitu banyak catatan luar biasa," katanya.
"Jadi kami datang untuk menumbuhkan optimisme, kalau ada tantangan itu tidak akan lari, karena lari pun kita akan mati. Semua pasti mati, jadi ahli kubur. Kita dorong Pak Agus jadi ahli kubur meninggalkan legacy, kesempatan pimpinan KPK itu langka, kita dorong bukan cuma Pak Agus, tapi juga pak yang lain untuk ambil langkah-langkah lain," Bambang menambahkan.
Tag
Berita Terkait
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Latar Belakang Kasus Penyiraman Novel Baswedan
-
Kecewa ke Prabowo, Novel Baswedan Sebut Amnesti Hasto Tak Adil: Bagaimana dengan Pelaku Lain?
-
Novel Baswedan Blak-blakan Kritik Amnesti-Abolisi Prabowo: Tak Sesuai Pidato Sikat Habis Koruptor!
-
Eks Pimpinan KPK Ungkap Alasan Novel Baswedan Disiram Air Keras!
-
Menurut Novel Baswedan, Korupsi Timah Rp300 Triliun Bukan Kerugian Negara
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Tongkat Estafet Tokoh Menko Polkam: Ada SBY, Mahfud MD, Wiranto, hingga Djamari Chaniago
-
Surat Pemakzulan Gibran Tidak Mendapat Respons, Soenarko Curigai Demo Rusuh Upaya Pengalihan Isu
-
Respons Viral Setop 'Tot Tot Wuk Wuk', Gubernur Pramono: 'Saya Hampir Nggak Pernah Tat Tot Tat Tot'
-
Minta Daerah Juga Tingkatkan Kualitas SDM, Mendagri Tito: Jangan Hanya Andalkan Kekayaan Alam
-
Fakta atau Hoaks? Beredar Video Tuding Dedi Mulyadi Korupsi Bareng Menteri PKP
-
Terungkap! Ini Alasan KPK Masih Rahasiakan Jumlah Uang yang Dikembalikan Khalid Basalamah
-
Gantikan Posisi Noel, Afriansyah Noor Lebih Kaya, Punya Harta Rp 23,9 Miliar
-
Gedung DPR Masih Dijaga TNI, Legislator PDIP: Kita Bekerja Perlu Situasi Aman
-
Update Evakuasi 7 Pekerja Freeport: Tim Penyelamat Hadapi Risiko Tinggi di Tambang Bawah Tanah
-
Tim Reformasi Kepolisian Bentukan Prabowo Siap Guncang Institusi, Ini Respons Kapolri!