Suara.com - Murid Sekolah Dasar di salah satu daerah terpencil sekitar Dusun Krisik, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, harus berjalan kaki sejauh 10 kilometer melewati areal hutan untuk ke sekolah.
"Saat melewati areal hutan, suka ada ular. Kadang-kadang juga suka terlihat babi hutan yang melintas," kata Bayu Anggara, pelajar SDN Wanajaya III asal Dusun Krisik, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Rabu (1/11/2017) seperti dilansir Antara.
SDN Wanajaya III merupakan satu-satunya sekolah terdekat dari Dusun Krisik, meski jaraknya mencapai 10 kilometer.
Setiap pagi, beberapa kelompok murid Sekolah Dasar itu beriringan berjalan menelusuri jalan setapak hutan karet untuk menuju ke sekolah. Mereka harus berangkat dari rumah sekitar pukul 05.00 WIB.
Selain jarak dari rumah ke sekolah yang cukup jauh, murid-murid SD itu juga harus melewati jalur perbukitan. Hal itu yang mendasari mereka harus berangkat pagi-pagi sekali ke sekolah.
Mereka berjalan karena tidak ada sarana transportasi di daerah itu. Jalan yang mereka lewati juga jalan setapak. Berangkat pukul 05.00 WIB, mereka sampai ke sekolah sekitar pukul 07.00 WIB.
Pelajar di daerah itu mengaku sudah terbiasa berjalan sejauh 10 kilometer melintasi areal hutan.
Seorang guru SDN Wanajaya III, Oman mengakui, ada anak didiknya yang harus berjalan kaki sejauh sekitar 10 kilometer untuk bersekolah dengan jarak tempuh 1,5 sampai 2 jam.
"Mereka memang tinggal di daerah terpencil, kawasan pemukiman yang dekat dengan hutan," kata dia.
Baca Juga: Viral! Menolak Diperiksa, Pengemudi Xenia Terabas Operasi Zebra
Siswa yang bersekolah di SDN Wanajaya III mencapai 70 orang. Sebagian besar tinggal di kampung terpencil.
Tidak ada alat transportasi yang bisa mengantarkan mereka ke sekolah. Sebab, kontur alamnya yang berbukit-bukit dan jalan setapak sehingga setiap hari mereka harus berjalan kaki lumayan jauh.
"SDN ini satu-satunya sekolah yang paling dekat dengan perkampungan mereka. Sebab, lokasi sekolah lain dari kampung mereka, jarak tempuhnya lebih jauh lagi," papar Oman.
Berita Terkait
-
Kabar Gembira! Populasi Macan Tutul Jawa Bertambah di Sanggabuana
-
Anggaran Tak Cukup, Kemenhub Batal Perpanjang Operasional KRL Hingga Karawang
-
Bikin Hatinya Hancur, Zaskia Adya Mecca Tangisi Kisah Pilu Siswa SMK di Karawang
-
Analisis BMKG: Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat Jadi Pemicu Gempa Dangkal di Bekasi
-
Gempa Bekasi Terasa sampai Jakarta, Satu Rumah di Karawang Hancur
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO