Suara.com - Ketua Indonesian Journalist Network Papua - Papua Barat, Vanwi Subiyat, mengatakan pemukulan terhadap wartawan Harian Pagi Salam Papua, Saldi Hermanto, di Timika, pada Sabtu (11/11/2017), malam, sangat tidak adil.
Vanwi mengatakan kasus tersebut bermula ketika terjadi keributan di pasar malam yang berada di Lapangan Timika Indah.
Kebetulan, saat itu korban berada di sana, sedang menemani anaknya yang sedang bermain. Korban kemudian langsung mengupload status di akun media Facebook yang mengkritik cara aparat keamanan saat mengamankan keributan di lokasi pasar malam.
Vanwi menambahkan kritik tersebut ternyata dianggap oleh oknum aparat Satuan Sabhara Polres Mimika sebagai pelecehan. Selanjutnya, sekelompok anggota menciduk Saldi yang sedang nongkrong di depan Satlantas Polres Mimika untuk dibawa ke pos terpadu di Jalan Budi Utomo. Di sanalah terjadi penganiayaan.
Saldi mengaku dikeroyok sekitar enam sampai delapan orang di pos terpadu. Sampai di polres, dia kembali dipukuli oleh anggota Brimob di pos penjagaan
Wajah Saldi terlihat lebam-lebam di bagian kiri. Bagian lain wajahnya juga bengkak. Luka juga tampak di bagian leher. Pengakuan Saldi, ia juga mengalami sakit pada bagian rusuk kanan yang menyebabkannya sulit bernafas.
“Baiknnya bila Saldi bersalah ada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 , yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Minggu (12/11/2017).
Vanwi menekankan tak perlu main hakim sendiri, tak elok terlihat.
Menurut Vanwi seharusnya anggota polisi malu dengan tindakan mereka. Kenapa? Mereka melakukan pemukulan di daerah yang lagi jadi sorotan dunia karena kasus teror penembakan di Tembagapura, Timika, yang sampai sekarang penanganannya belum usai.
“Apalagi pelaku pembuat onar di daerah areal PT. Freeport belum tertangkap, bukankah lebih baik para oknum ini mencari mereka dan memukul para pembuat teror yang mengganggu keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari pada memukul mitra (wartawan) biasa mereka menyebut kata itu kepada para jurnalis diberbagai kesempatan,” ujarnya.
Atau mencari dan menangkap para pemilik akun-akun Facebook di Papua yang kata-katanya tak sopan dan menyinggung kinerja aparat keamanan. “Mampukah menangkapnya,” kata Vanwi.
Untuk itu, Indonesian Journalist Network Papua - Papua Barat minta Kapolda Papua untuk menyelesaikan kasus ini dengan dengan tegas.
“Sorotan dunia sedang tertuju di Bumi Amungsa dan kami mengharap keadilan," kata dia.
Tag
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Terseret Korupsi hingga Dioperasi Ambeien, Istri Nadiem Curhat: Anak-Anak Tiap Hari Mencari Ayahnya
-
Islah di Menit Akhir? Mardiono dan Agus Suparmanto Bersatu Pimpin PPP
-
Aksi Perlawanan Menggema: Tuntut UU Ketenagakerjaan Berpihak ke Buruh!
-
Warga Dukung Pemekaran Kelurahan Kapuk: Semoga Urusan KTP Tak Lagi Ribet dan Bolak-balik
-
Perwira Junior Berpeluang Isi Jabatan Strategis, Prabowo Mau Hapus Kultur Senioritas di TNI?
-
Target Puncak Emisi Indonesia Mundur ke 2035, Jalan Menuju Net Zero Makin Menantang
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan