Suara.com - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Zainal Bintang ikut menghadiri pertemuan 31 pimpinan dewan perwakilan daerah tingkat provinsi dengan mantan ketua umum Golkar yang kini menjadi Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.
Pertemuan tersebut dilaksanakan setelah 31 pimpinan DPD bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, di hari yang sama.
Zainal Bintang mengatakan inti pertemuan tersebut untuk menyamakan persepsi.
"Sesepuh dan sebagian DPD beranggapan situasi sedang genting memaksa karena ketua umum Novanto sedang dalam tahanan KPK dan gunakan rompi oranye (tersangka kasus dugaan korupsi. Artinya, bagi kami kader Golkar, rakyat, itu adalah kondisi atau keadaan yang sangat memalukan dan memilukan," kata Zainal kepada Suara.com.
Ketika ditanya apa kesimpulan dari pertemuan tersebut, Zainal mengatakan telah tercapai kesepakatan mengganti Novanto dari jabatan ketua umum.
"Kesimpulan pertemuan itu bahwa disepakati untuk mengganti ketum secepatnya. Tetapi untuk ganti ketum itu harus munaslub. Kalau munaslub harus 2 per 3 DPD tingkat 1 yang minta," kata dia.
Dua per tiga DPD tingkat satu berarti sekitar 24 DPD. Sementara yang kemarin ikut pertemuan dengan Jokowi dan Jusuf Kalla sebanyak 31 DPD.
"Nah kemarin 31 DPD. Berarti (munaslub) harga mati akan dilaksanakan di Jakarta 16-17 Desember," kata dia.
Pada 21 November 2017 atau di tengah rapat pleno di DPP Partai Golkar, muncul surat Novanto yang isinya meminta jangan ada pembahasan mengenai pemberhentian sementara atau permanen terhadap Novanto. Dalam surat itu, Novanto menunjuk pelaksana tugas ketua umum Idrus Marham, pelaksana sekjen Yahya Zaini dan Aziz Syamsuddin.
Surat Novanto itu dibuat dengan maksud agar Golkar menunda pergantian ketua umum sampai proses hukum terhadap kasus yang menjeratnya ada kepastian.
Zainal mengatakan hak Novanto untuk membuat surat. Tetapi Zainal menekankan masalah hukum yang melilit Novanto merupakan urusan dia.
"Itu surat Novanto tidak masalah. Sepuluh sampai dua puluh surat tidak masalah. Itu kasus pribadinya. Tapi tunggu dulu, apa urusan dengan Golkar. Praperadilan itu silakan, kita hargai," kata Zainal.
Yang tidak Zainal inginkan adalah jangan sampai beban hukum Novanto jadi beban organisasi.
Ketika ditanya kepastian penyelenggaraan munaslub pertengahan Desember lagi, Zainal menekankan itu tinggal pelaksanaan.
"Tinggal melaksanakan munaslub. Setelah ada kesepakatan pemegang hak suara 31 DPD tingkat satu, maka segera dibentuk panitia munasnya dan lainnya," kata dia.
Politikus Golkar Yorrys Raweyai mengatakan rencana penyelenggaraan munaslub tak terganggu oleh sidang praperadilan Novanto yang tengah berlangsung di Pengadilan Jakarta Selatan. Yorry berharap Novanto yang kini ditahan KPK segera diganti.
"Nggak ada urusan sama itu (gugatan praperadilan). Itu kan masalah pribadi dia bukan masalah Golkar," kata Yorrys.
Yorrys pernah dipecat Novanto dari posisi Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar. Yorrys berharap munaslub diselenggarakan secepatnya.
"Iyalah (munaslub harus dilakukan) sebelum tanggal 15 (Desember 2017)," kata Yorrys.
Mengenai pertemuan sebagian pimpinan DPD Partai Golkar tingkat provinsi dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut Yorrys, itu bagian dari dialog untuk meminta pandangan.
"Karena kan Golkar memberi dukungan ke beliau. Minta izin kepada Jokowi untuk secara eksplisit menyampaikan bahwa ia ikhlas melepas Airlangga memimpin Golkar dan Golkar tetap solid mendukung Airlangga. Dan mohon beliau bisa hadir dalam munaslub," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
Golkar Copot Musa Rajeckshah dari Ketua DPD Sumut, Sekjen Bongkar Alasannya
-
Perjalanan Karier Aura Kasih, Nyaris Nyaleg atas Rekomendasi Ridwan Kamil?
-
Akhir Pekan Ini Golkar Bakal Gelar Rapimnas, Bahas Apa?
-
Marak Kepala Daerah Kena OTT, Golkar Serukan Evaluasi Total Sistem Seleksi Pemimpin
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India