Suara.com - Pemerintah Provinsi Jakarta melalui Biro Tata Pemerintahan, tengah mencari sistem yang tepat agar ketua-ketua rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) tetap membuat laporan pertanggung jawaban dana operasional.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan akan menghapus kewajiban ketua RT dan RW membuat LPJ dana operasional.
Tetapi wacana tersebut mendapat kritik dari Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri Sumarsono. Kemendagri meminta pemprov mengkaji ulang, yakni tak menghapus kewajiban LPJ tapi menyederhanakan bentuknya.
"Ini ada dorongan untuk disederhanakan (laporan LPJ), tapi masih mengikuti kaidah-kaidah transparansi," ujar Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (7/12/2017).
Sandiaga mengatakan, banyak ketua RT dan RW di Jakarta yang mengajukan protes. Mereka, meminta pemerintah DKI menghapuskan kewajiban membuat LPJ dana operasional.
"Mungkin laporannya dibuat sederhana sekali pengeluarannya, bukti pengeluarannya itu tidak perlu dilampirkan kuitansi-kuitansi dan itu yang jadi salah satu masukan dari teman-teman RT RW," terangnya.
"Tapi kita jangan over spekulasi. Tunggu saja hasil dari kajian dan usulan nanti dari Biro Tata Pemerintahan," tambahnya.
Sandiaga menilai, usulan Sumarsono agar sistem pelaporan didigitalisasi alias menggunakan sistem komputerisasi online tidak efektif.
Sebab, Sandiaga mengklaim, masih banyak ketua RT dan RW di Jakarta yang belum mahir menggunakan teknologi kekinian.
Baca Juga: Kutuk Trump, Kristen Palestina Padamkan Lampu Natal di Bethlehem
"Sebagian dari mereka belum melek teknologi, masih challenge. Masih gaptek teknologi. Jadi sebagian sudah bisa banget, sebagian belum. Jadi ini beragam masalahnya. Nggak bisa dipukul rata semuanya," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah