Suara.com - Deklarasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, menuai kecaman dari banyak warga dunia.
Pengakuan Trump itu juga, memantik aksi-aksi protes di Palestina maupun banyak negara lain. Tak jarang, aksi protes tersebut berakhir bentrokan berdarah.
Kepala-kepala negara dan pemerintahan di Asia, Eropa, dan Afrika, juga banyak melontarkan kecaman terhadap Trump.
“Pemerintah Jerman tidak mendukung keputusan ini, karena status Yerusalem harus diputuskan dalam bingkai pencarian solusi kedua negara,” tulis Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel di Twitter.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut aksi AS sebagai “keputusan AS yang patut disesalkan dan tidak mendapat dukungan Prancis, juga menyalahi hukum internasional dan resolusi DK PBB.”
Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson berkata keputusan AS ini akan mengganggu usaha mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
Sementara Korea Utara menyebut deklarasi Trump tersebut menunjukkan AS adalah negara yang menghancurkan keamanan dan perdamaian dunia.
”Deklarasi itu menunjukkan siapa yang sebenarnya menghancurkan keamanan dan perdamaian dunia. AS adalah negara imperialis dan teroris nomor satu,” tegas Korut.
Baca Juga: Ribuan Warga Jerman Ngamuk di Kedubes AS, Bakar Bendera Israel
Bahkan, Korut menyebut Trump sebagai ”dotard” karena gegabah mengakui Yerusalem sebagai milik Israel. ”Dotard” adalah istilah untuk orang tua yang pikun dan lemah.
“Bukan kali ini saja presiden ‘dotard’ yang secara mental adalah gila itu mengeluarkan seruan menghancurkan sebuah negara yang bedaulat di PBB. Mereka harus diminta bertanggung jawab atas rencana jahat ini,” tutur Korut.
Tak hanya itu, warganet dan media-media massa juga mengecam deklarasi Trump yang membuat konflik Israel-Palestina kembali memanas.
Bahkan, media satire yang berbasis di AS, The Beaverton, turut mengolok-olok deklarasi Trump tersebut.
Dalam laman daringnya, The Beaverton, menuliskan artikel fiksi satire berjudul "Palestina Mengakui Texas sebagai bagian Meksiko".
"Wilayah utara dan timur Rio Grande sangat penting bagi orang-orang Meksiko," tulis The Beaverton dalam artikel satire itu menggunakan narasumber fiktif yang mereka sebut sebagai juru bicara pemerintah Palestina.
Berita Terkait
-
Ribuan Warga Jerman Ngamuk di Kedubes AS, Bakar Bendera Israel
-
Bela Palestina, Malaysia Siap Kerahkan Tentara ke Yerusalem
-
Super Model Bella Hadid Ikut Aksi dan Orasi Dukung Palestina
-
Pertahankan Yerusalem, 200 Warga Palestina Terluka
-
Liga Arab Desak Akui Negara Palestina Beribu Kota Yerusalem Timur
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional