Suara.com - Sekretaris pers Sarah Huckabee Sanders membungkam pertanyaan tentang tuduhan dari 17 perempuan yang mengaku telah dilecehkan oleh Preside AS Donald Trump.
"Jika Kongres ingin meluangkan waktu untuk menyelidiki, mereka harus fokus pada apa yang orang Amerika inginkan seperti kontrol perbatasan," ujarnya.
Sanders mengatakan bahwa isu yang ingin dibicarakan oleh orang Amerika adalah ekonomi, pekerjaan, keamanan nasional, perawatan kesehatan.
"Orang-orang Amerika memilih presiden ini, mereka ingin dia memimpin negara kita dan mereka ingin dia berfokus pada hal-hal seperti memperbaiki perbatasan kita. Itulah yang didengar," dia menegaskan.
Pernyataan ini keluar setelah beberapa jam sebelumnya, House Democratic Women menyerukan penyelidikan kongres atas dugaan pelecehan seksual terhadap Donald Trump. Itu terjadi pada 17 perempuan yang menuduh presiden melakukan perilaku yang tidak pantas.
Kelompok tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, tuduhan pelecehan seksual harus dilakukan dengan serius. Mereka meminta korban harus didengar, pelaku harus dimintai pertanggungjawaban dan semua pihak harus dimintai pertanggungjawaban atas penyelesaian yang adil.
Sampai saat ini, lebih dari 17 perempuan secara terbuka telah mengajukan Donald Trump untuk melakukan pelecehan seksual.
Paksa berciuman, tak diinginkan menyentuh dan meraba-raba. Di pesawat terbang, di kantor perusahaan, di ruang ganti kontes.
"Presiden menciakkan bantahan dan sekretaris persnya mengatakan bahwa masalah tersebut telah diajukan tuntutannya," ujar mereka.
Kelompok tersebut beranggapan bahwa orang Amerika layak mendapatkan yang sebenarnya. Beberapa di antara penonton bertanya-tanya apa tujuan akhir kelompok tersebut, karena insiden yang dituduhkan ini terjadi sebelum dia berada di kantor.
Baca Juga: Keputusan Trump Jadi Bakal Berakhirnya Israel?
Anggota mengatakan bahwa dunia pantas mengetahui kebenaran dan mereka akan mendorong pemakzulan. Beberapa hari lalu, tiga dugaan korban Trump muncul di feed Facebook merinci pelecehan yang dialami mereka.
Rachel Crooks, mantan resepsionis Bayrock Group mengatakan, sekitar 12 tahun lalu sebagai resepsionis muda di Trump Tower, dia dipaksa dicium oleh Trump.
"Trump berulang kali mencium pipiku dan akhirnya bibirku dalam sebuah pertemuan yang sejak itu telah mempengaruhi hidupku. Sayangnya, mengingat ketenaran Trump, saya merasa tidak ada yang bisa saya lakukan," tuturnya. [Metro]
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO