Suara.com - Imam Masjid al-Aqsa Sheikh Ismail Nawahda mengutuk deklarasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dalam khotbah salat Jumat (15/12/2017), Sheikh Ismail menegaskan deklarasi itu telah mengabaikan keberadaan warga Palestina.
"100 tahun lalu, deklarasi Balfour menjanjikan tanah Palestina kepada mereka yang tidak berhak, para Zionis. Lantas terjadi penjajahan di Yerusalem, dan AS tanpa peduli pada hak-hak warga Palestina dan Muslim mengatakan kota suci ini menjadi ibu kota Israel. " ujar Sheikh Ismail seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (16/12).
Karenanya ia mengatakan, Yerusalem akan terus milik warga Arab dan umat Islam, ungkap Sheikh Nawahda.
"Kami berharap reaksi terhadap keputusan AS dan sikap dunia Islam akan menuai hasil," tegasnya.
Sementara Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam Gedung Putih, menyusul komentar yang mengatakan Abbas adalah 'penghambat kedamaian'.
Statemen itu muncul dari AS setelah Abbas mengkritik langkah negeri ‘Pakde Sam’ itu mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Pernyataan itu sangat salah, karena Presiden Abbas selalu menegaskan dia berkomitmen mencapai perdamaian berdasarkan legitimasi internasional, resolusi Dewan Keamanan dan pengakuan dunia atas negara Palestina sebagai pengamat majelis umum PBB, mengikuti kesepakatan perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota," kata Nabil Abu Rudeineh, seperti dikutip kantor berita WAFA.
Sebelumnya pada Rabu (13/12), seorang pejabat senior AS mengatakan Presiden Trump tetap berkomitmen pada perdamaian.
Baca Juga: KPK Dikritik Jangan Cuma Menguliti Partai Golkar Soal e-KTP
“Retorika ini yang menjadi halangan bagi perdamaian selama bertahun-tahun. Tidak mengejutkan, kami sudah mengantisipasi reaksi ini".
Rudeineh menolak pernyataan itu dan mengatakan, Abbas selalu mendukung perdamaian dan mengutuk kekerasan dan terorisme.
"Hambatan sebenarnya pada proses perdamaian adalah penjajahan Israel dan aktivitas pembangunan pemukiman, yang dikritik oleh pemerintah AS, termasuk Trump," jelas dia.
Pada pertemuan luar biasa yang diadakan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Istanbul pada Rabu, Abbas mengatakan negaranya tidak akan menerima peran AS sebagai penengah dalam proses perdamaian Timur Tengah menyusul pengakuan Trump mengenai Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Kami akan membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB agar Trump menarik deklarasi itu," kata Abbas. "Kami juga akan meminta Dewan Keamanan memberikan keanggotaan PBB untuk Palestina."
Rapat OKI itu diselenggarakan di Turki guna merundingkan langkah-langkah dukungan bagi Palestina setelah keputusan AS memindahkan kedutaan mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang mengundang kecaman dunia.
Berita Terkait
-
Bentrok dengan Tentara Israel, 4 Warga Palestina Tewas
-
Militer Israel Siksa Warga Palestina yang Keterbelakangan Mental
-
Makin 'Mesra', Putra Mahkota Saudi Diundang Melawat ke Israel
-
Albania Tolak Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
-
Kemendikbud Akan Ralat Buku Bertuliskan Yerusalem Ibu Kota Israel
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional