Nenek Ningsih (61) datang ke kantor Polres Kota Depok bawa cucu cari ibu A yang ikut geng motor [suara.com/Welly Hidayat]
Ibu mana tak sedih kalau putrinya masuk penjara. Peristiwa ini baru saja terjadi di Depok, Jawa Barat.
Sambil menggendong cucu berumur enam bulan, Ningsih (61) datang ke kantor Polres Kota Depok untuk mencari tahu nasib putrinya, BA (16). BA itu ibunya bayi yang digendong Ningsih.
BA terseret kasus penjarahan toko pakaian Fernando Store bersama 16 anggota geng motor. Geng Jepang (Jembatan Mampang), geng RBR (Rawamaya Beji Rasta), dan geng Matador. Status hukum BA sekarang jadi tersangka.
Di salah satu sudut kantor polisi, Ningsih berhenti. Dia memberikan botol susu kepada cucunya.
Sambil menyusui, dia menceritakan tujuan datang ke kantor polisi kepada wartawan.
"Ini saya mau datang jenguk. Mau tanya ke polisi bagaimana nasib putri saya. Ini saya juga bawa bayinya BA sekalian," kata Ningsih. Matanya berkaca - kaca.
Latar belakang kehidupan BA diungkapkan Ningsih. Cucu yang digendong Ningsih merupakan hasil perkawinan siri BA dengan A. Siapa A? A ini ternyata anggota geng motor Jepang yang ikut ditahan bersama BA di kantor Polres Kota Depok dalam kasus yang sama.
"Ya, ini anak dari BA nikah siri sama A. A juga ditahan di sini mas," ujar Ningsih.
Ningsih kaget betul ketika pertamakali tahu putrinya ikut-ikutan geng motor. Setahunya, putrinya itu anak baik. BA tak menyelesaikan pendidikan SMP.
"Saya nggak tahu sama sekali mas. Saya juga kaget shock ini. Nggak tau sama sekali dia ikut ikutan itu, (geng motor)," ujar Ningsih.
Ningsing masih ingat malam sebelum kejadian, BA dijemput salah satu teman pakai sepeda motor.
"Itu dia dijemput sama temannya di rumah. Pamit mau main sebentar itu aja terakhir saya tahu," kata Ningsih.
Ningsih tak curiga. Selama ini, banyak memang teman BA yang main ke rumah.
"Ya, sering temannya main datang ke rumah. Tapi saya nggak curiga kalau BA ikut geng - geng gitu mas," ujar Ningsih.
BA juga sering menginap di rumah teman. Kalau mau menginap, biasanya Ningsing berpesan agar jangan berbuat macam - macam.
"Kalau dia nginap alasannya kumpul main. Ya saya bilang jangan buat yang aneh - aneh ingat anak kamu. Itu saja yang saya sampaikan kalau dia pergi," ujar Ningsih.
Ningsih mengaku sedih. Apalagi kalau melihat cucunya ditinggal ibu dan ayah menjalani proses hukum.
"Ini saya mikirin nasib anaknya (BA) saja sekarang, kasihan masih kecil. Cuma ada surat kelahiran, akte nggak ada, orang tuanya kan masih di bawah umur," ujar Ningsih.
Tiga geng motor itu berafiliasi menjarah toko pakaian. Pemilik toko mengalami kerugian Rp15 juta. Barang-barang yang dijarah, di antaranya celana sembilan lusin, kaus satu lusin, jaket lima potong, celana pendek delapan buah.
Sambil menggendong cucu berumur enam bulan, Ningsih (61) datang ke kantor Polres Kota Depok untuk mencari tahu nasib putrinya, BA (16). BA itu ibunya bayi yang digendong Ningsih.
BA terseret kasus penjarahan toko pakaian Fernando Store bersama 16 anggota geng motor. Geng Jepang (Jembatan Mampang), geng RBR (Rawamaya Beji Rasta), dan geng Matador. Status hukum BA sekarang jadi tersangka.
Di salah satu sudut kantor polisi, Ningsih berhenti. Dia memberikan botol susu kepada cucunya.
Sambil menyusui, dia menceritakan tujuan datang ke kantor polisi kepada wartawan.
"Ini saya mau datang jenguk. Mau tanya ke polisi bagaimana nasib putri saya. Ini saya juga bawa bayinya BA sekalian," kata Ningsih. Matanya berkaca - kaca.
Latar belakang kehidupan BA diungkapkan Ningsih. Cucu yang digendong Ningsih merupakan hasil perkawinan siri BA dengan A. Siapa A? A ini ternyata anggota geng motor Jepang yang ikut ditahan bersama BA di kantor Polres Kota Depok dalam kasus yang sama.
"Ya, ini anak dari BA nikah siri sama A. A juga ditahan di sini mas," ujar Ningsih.
Ningsih kaget betul ketika pertamakali tahu putrinya ikut-ikutan geng motor. Setahunya, putrinya itu anak baik. BA tak menyelesaikan pendidikan SMP.
"Saya nggak tahu sama sekali mas. Saya juga kaget shock ini. Nggak tau sama sekali dia ikut ikutan itu, (geng motor)," ujar Ningsih.
Ningsing masih ingat malam sebelum kejadian, BA dijemput salah satu teman pakai sepeda motor.
"Itu dia dijemput sama temannya di rumah. Pamit mau main sebentar itu aja terakhir saya tahu," kata Ningsih.
Ningsih tak curiga. Selama ini, banyak memang teman BA yang main ke rumah.
"Ya, sering temannya main datang ke rumah. Tapi saya nggak curiga kalau BA ikut geng - geng gitu mas," ujar Ningsih.
BA juga sering menginap di rumah teman. Kalau mau menginap, biasanya Ningsing berpesan agar jangan berbuat macam - macam.
"Kalau dia nginap alasannya kumpul main. Ya saya bilang jangan buat yang aneh - aneh ingat anak kamu. Itu saja yang saya sampaikan kalau dia pergi," ujar Ningsih.
Ningsih mengaku sedih. Apalagi kalau melihat cucunya ditinggal ibu dan ayah menjalani proses hukum.
"Ini saya mikirin nasib anaknya (BA) saja sekarang, kasihan masih kecil. Cuma ada surat kelahiran, akte nggak ada, orang tuanya kan masih di bawah umur," ujar Ningsih.
Tiga geng motor itu berafiliasi menjarah toko pakaian. Pemilik toko mengalami kerugian Rp15 juta. Barang-barang yang dijarah, di antaranya celana sembilan lusin, kaus satu lusin, jaket lima potong, celana pendek delapan buah.
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Kocak, The Prediksi dan Bedain Touring ke New Zealand Pakai Kostum Shaun The Sheep
-
Padahal Gabung Geng Motor, Desta Malu dan Minder Pengalaman Touring Kalah Telak dari Chef Juna
-
Dramatis! Detik-detik Resmob Sergap Eksekutor Geng Motor Penembak Warkop di Tanah Abang
-
Tak Berkutik! Pelaku Penembakan Warkop Tanah Abang Ditangkap Resmob Tanpa Perlawanan
-
Mendadak Ciut saat Ditangkap, Ini Wajah Pelaku Utama Penembakan Warkop di Tanah Abang
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar