Suara.com - DPP Partai Hanura kubu Oesman Sapta Odang menuding Sarifuddin Sudding serta kelompok yang mengatasnamakan kubu Munaslub Bambu Apus telah melakukan kebohongan publik atas klaim sebagai DPP Hanura yang sah.
"Kami harus merespon temen-teman yang mengatasnamakan Munaslub ilegal, setiap hari memproduksi berita-berita yang menyesatkan dan berita kebohongan," kata Ketua DPP Partai Hanura kubu Oesman Sapta, Benny Rhamdani, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2018).
Kata Benny, pernyataan yang selalu disampaikan ke publik melalui media kemudian menjadi alat propaganda terhadap pengurus Hanura di daerah seluruh Indonesia. Tapi tidak semua DPD dan DPC terpengaruh akan hal itu.
Benny mengatakan, setidaknya ada lima hal yang menjadi kebohongan kubu Sudding. Pertama, soal adanya penggelapan uang partai oleh oknum di internal DPP kubu Oesman Sapta.
"Ini kalau benar adanya penggelapan uang, kalau uang milik partai hilang, dihilangkan oleh ketua umum atau pengurus DPP, maka kenapa tidak ambil tindakan melaporkan untuk kasus hukum. Yang ada, tata kelola uangnya sehat, keuangan partai ini bertambah," ujar Benny.
Kebohongan kedua, kata Benny, mengenai tudingan, di bawah kepemimpinan Oesman Sapta, Partai Hanura lebih buruk dari sebelumnya. Variabelnya, yaitu beberapa hasil lembaga survei yang menujukkan elektabilitas Partai Hanura menurun.
Diungkapkan Benny, indikator yang digunakan kubu Sudding, yaitu hasil Pemilu 2014 yang mendapatkan 16 kursi di DPR atau 5,6 persen. Mestinya, kata dia, jika ingin melihat apakah Hanura bertambah baik atau buruk, tunggu dulu hasil Pemilu 2019, bukan dinilai lewat hasil lembaga survei.
"Kalau itu kan tidak apple to apple. Itu adalah kebohongan yang diproduksi mereka. Tata kelola organisasi partai berhasil loh. Ketika Pak OSO dilantik, kepengurusan anak cabang diangka 41 persen. Sekarang kan diangka 81 persen," ujar Benny.
Baca Juga: Hujatan dan Hoax Marak di Medsos, LIPI: Karena Hukum Kurang Tegas
Foto: Ketua DPP Partai Hanura kubu Oesman Sapta Odang, Benny Rhamdani (kedua dari kiri), di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2018). [Suara.com/Dian Rosmala]
Kebohongan ketiga, yaitu mengenai dukung dari 27 DPD dan 401 DPC untuk dilakukannya Munaslub. Kata dia, DPD yang menyatakan menolak Munaslub dan setia pada Oesman Sapta saat ini sebanyak 19 DPD dan 277 DPC. Jika ditotal, maka angkanya sudah sudah jauh lebih banyak dari total keseluruhan DPD dan DPC.
"Ada yang menarik, DPC yang datang di Munaslub itu akan datang ke sini dan mengatakan mosi tidak percaya, kemudian membatalkan keterlibatan di Munaslub. Ya memang mereka ini korban hasutan," tutur Benny.
Kebohongan keempat, yakni terkait informasi yang disampaikan pada seluruh DPD bahwa setiap orang yang akan maju sebagai kandidat pada pemilihan legislatif tingkat daerah harus membayar Rp1 miliar ke partai.
"Itu tentu bohong. Justru yang akan dilakukan Ketum, calon yang potensi nanti diinjeksi (dibantu uang) oleh partai," kata Benny.
Berita Terkait
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana
-
Heboh 'Tot tot Wuk Wuk' di Jalan, DPR Desak Polisi Hentikan Kawal Orang Nggak Penting Termasuk Artis
-
Politikus Partai Hanura Pemilik Tempat Karaoke Plus Prostitusi Ditahan
-
Minta Masyarakat Hati-hati Pilih Gubernur Jakarta, Ketum Hanura: Saya Tahu Kelakuan Salah Satu Calon
-
Pramono-Rano Dapat Tambahan Dukungan Partai Hanura, RK-Suswono Didukung PKN
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung
-
Empat Gubernur Riau Terjerat Korupsi, KPK: Kami Sudah Lakukan Pencegahan Intensif
-
Usai Jerat Bupati, KPK Tetapkan 3 Tersangka Baru dalam Kasus Koltim
-
Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalisme Penyelenggara Pemilu
-
Balas Dendam, Santri Korban Bullying Ngamuk Bakar Ponpes di Aceh Besar, Begini Kronologinya!
-
Sidang Perdana PK, Tim Hukum Eks Dirut Asabri Adam Damiri Ungkap 8 Bukti Baru
-
Teror Telepon Misterius ke Hakim Tipikor Medan Sebelum Kamar Pribadinya Ludes Kebakaran