Suara.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengkritik rencana Presiden Joko Widodo mengirim Ketua BEM UI Zaadit Taqwa ke Kabupaten Asmat, Papua. Zaadit mengganjar Jokowi dengan pluit dan kartu kuning saat menghadiri acara Dies Natalis UI ke-68, Jumat (2/2/2018).
Fadli Zon menilai rencana Jokowi mengirim Zaadit ke Papua tidak nyambung dengan makna kartu kuning.
"Ya itu logikanya Pak Jokowi harus dikoreksi. Apa hubungannya kartu kuning dengan mengirim Ketua Bem ke Asmat?" kata Fadli di DPR, Rabu (6/2/2018).
Fadli mengatakan logika semacam itu tidak patut untuk diutarakan ke publik.
"Itu saya kira sudah banyak yang berkomentar. Termasuk kalau belum ke Papua, kemudian diminta jangan ngomong Papua. Nanti kita nggak boleh ngomong akhirat, kalau kita belum ke akhirat. Gitu ya?" ujar Fadli.
Menggunakan logika semacam itu, berarti Jokowi membuka ruang lagi untuk dikritik. Menurut Fadli, untuk mengetahui kondisi di tempat lain tidak perlu turun langsung ke tempat tersebut. Sebab sudah bisa dipantau lewat internet.
"Sekarang sudah canggih. Nggak perlu ke Asmat. Justru eksekutif, saya katakan penyakit campak ini sederhana. Tinggal di vaksinasi," tutur Fadli.
"Sekarang yang menimpa Indonesia menjadi masalah besar. Bukan cuma Asmat. Asmat hanya puncak gunung es dari masalah malnutrisi," tambah Fadli.
Baca Juga: Kaesang Tak Ketinggalan Beri Kartu Kuning, Tebak untuk Siapa?
Berita Terkait
-
Gagal Tangani Karhutla, Jokowi Kembali Ancam Copot Kapolda
-
Kaesang Tak Ketinggalan Beri Kartu Kuning, Tebak untuk Siapa?
-
PDIP Tak Bakal 'Serang' Ketua BEM UI yang Acungkan 'Kartu Kuning'
-
Presiden Jokowi Diganjar 'Kartu Kuning', Rektor UI Minta Maaf
-
PDIP Pertanyakan Pemodal Elektabilitas Survei Jokowi Rendah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO