Suara.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah akhirnya angkat suara, perihal pernyataan Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin yang akan melaporkan bukti keterlibatan dia dalam kasus korupsi ke KPK.
Fahri mengatakan, ada upaya untuk menyeret-nyeret namanya dalam kasus korupsi. Hal itu bukan baru kali ini terjadi, melainkan sejak tahun 2007.
"Pernah ada ancaman kepada saya, akan membuka komunikasi saya yang disadap soal pembagian-pembagian fee tahun 2007, itu saya ingat," kata Fahri di DPR, Jakarta, Selasa (20/2/2018).
Sejak sebelas tahun yang lalu, Fahri mengakui kerap mendapat ancaman. Bukan saja dirinya yang menerima ancaman tersebut, melainkan juga keluarganya.
Sayang, Fahri tidak menyebut nama pihak yang mengancam dirinya dan keluarganya tersebut.
“Saya tidak suka, tapi yang saya mau sampaikan adalah Nazaruddin ini secara khusus menurut saya seperti rilis yang saya tulis itu, sudah menjadi bagian dari isu keamanan nasional," kata Fahri.
Sebelumnya, seusai menjadi saksi dalam persidangan terdakwa kasus dugaan korupsi Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Bungur, Jakarta, Senin (19/2/2018), Nazaruddin mengungkapkan niatnya melaporkan Fahri Hamzah ke KPK.
"Saya akan menyerahkan segera berkas ke KPK, tentang korupsi oleh Fahri Hamzah, waktu dia menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR," ujar Nazaruddin.
"Saya akan buktikan kalau memang dia ‘bersih’, dengan bukti yang saya ajukan, Insya Allah dengan bukti yang saya serahkan cukup membuat Fahri tersangka," tuturnya.
Baca Juga: Waskita Belum Kena Sanksi karena Tragedi Proyek Tol Becakayu
Namun, Nazaruddin masih enggan menjelaskan secara detail keterlibatan Fahri dalam salah satu proyek yang merugikan keuangan negara.
"Nanti akan saya serahkan ke KPK, datanya jelas posisinya dia sebagai wakil ketua Komisi IIIDPR, di mana saya serahkan uangnya, di mana dan berapa angkanya dia menerima beberapa," tandasnya.
Berita Terkait
-
Setya Novanto Klaim Telah Laporkan Arief dan Mekeng ke KPK
-
Nazaruddin Ngaku Punya Bukti soal Fahri Hamzah, Ini Respons KPK
-
KPK Berharap Novel Baswedan Langsung Aktif Sepulang Berobat
-
KPK Tolak Pembebasan Bersyarat, Nazaruddin: Tolong Ikuti Aturan
-
KPK: Korupsi Bisa Diberantas Kalau Partai Politik Berintegritas
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi