Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang resmi kembali mengusung Presiden Joko Widodo sebagai ”jago” untuk Pemilu 2019, tak membuat Partai Gerindra terpacu segera mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai capres.
Sejak Pilpres 2014, PDIP dan Partai Gerindra menjadi pesaing. PDIP pada pemilu sebelumnya mengusung Jokowi-Jusuf kalla. Sementara Gerindra menjagokan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Kalau buat kami tidak penting buru-buru mendeklarasikan," kata Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria saat dihubungi, Jumat (23/2/2018).
Riza mengatakan, Prabowo adalah Ketua Umum Partai Gerindra dan sebagai penentu di partai yang ia dirikan tersebut. Sebab itu, Gerindra tak akan terburu-buru deklarasi.
Berbeda dengan Jokowi yang hanya berstatus sebagai kader di Partai berlambang Banteng Moncong Putih. Jokowi tidak berhak menentukan kebijakan partai politik pengusungnya.
"Pak Prabowo ketua umum. Kalau Pak Jokowi kan bukan ketua umum, tapi dia petugas partai. Jadi kami semua kader, pengurus, simpatisan, semuanya mendukung Prabowo maju sebagai presiden 2019," tutur Riza.
Gerindra mencari waktu yang pas untuk mendeklarasikan Prabowo sebagai capres untuk kali kedua setelah dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2014.
"Nanti dicari waktu yang pas, yang tepat untuk deklarasi. Tapi kalau ditanya, semua pengurus, kader, bahkan masyarakat, semua minta Prabowo sebagai capres," tandasnya.
Untuk diketahui, PDIP secara resmi menyatakan sikapnya mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden di Pilpres 2019. Hal itu disampaikan oleh politikus PDIP, Pramono Anung di akun twitternya, @pramonoanung, Jumat.
Baca Juga: Mondar-mandir di Dekat Pesantren, Orang Gila Nyaris Diamuk Massa
"Dalam Rakernas III hari ini @PDI_Perjuangan memutuskan pencalonan @jokowi menjadi calon Presiden utk tahun 2019-2024. Bismillah Menang dan mendapatkan dukungan seluruh rakyat Indonesia #Bant3ngPilihJokowi #T3tapJokowi," tulis Pramono di akun twitternya.
Berita Terkait
-
Survei Alvara: Pasangan Kuat Jokowi di Pilpres 2019 dari Militer
-
Resmi! Megawati Umumkan Kembali Usung Jokowi di Pemilu 2019
-
Hina Iriana Jokowi dan Megawati Soekarnoputri, Mustafa Dibekuk
-
Politisi Gerindra: Wartawan Mau Sejahtera, Prabowo Presidennya
-
Partai Hanura Dinilai Terburu-buru Deklarasikan Wiranto Cawapres
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO