Suara.com - Ketua Fraksi PPP di DPR Reni Marlinawati meminta kekalahan Komisi Pemiliham Umum (KPU) dalam sidang adjudikasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) oleh Partai Bulan Bintang (PBB) tak dipolitisasi.
Dikatakan Reni, sejak awal KPU telah dipersiapkan menjadi lembaga yang independen, profesional, serta kredibel.
"Kalau kemudian sekarang ada gugatan dan KPU kalah, itu bukan berati tidak kredibel. Kekalahan KPU yang dimenangkan oleh PBB menjadi Parpol, itu tidak mereduksi profesionalitas KPU," kata Reni di DPR, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Rani menambahkan, harus diketahui bahwa KPU bukanlah lembaga penegak hukum. Tugasnya hanya menjalankan undang undang. Menurutnya, benar menurut KPU belum tentu benar secara hukum.
"Jadi jangan terlalu dipolitisasi lah. Biasa saja," ujar Reni.
Sebelumnya, KPU tak meloloskan PBB sebagai partai peserta Pemilu 2019 karena tidak lolos verifikasi faktual. Kepengurusan PBB di Papua dinilai tidak memenuhi syarat.
Tak puas dengan keputusan KPU, partai yang dipimpin Yusril Ihza Mahendra ini kemudian ajukan gugatan ke Bawaslu. Setelah dilakukan sidang adjudikasi, Bawaslu menyatakan mengabulkan seluruh gugatan PBB.
Terkait persoalan di KPUD Papua, Reni pun maklum. Menurut dia, tiap daerah memiliki kultur dan budaya masing-masing.
"Tiap daerah punya sistem untuk musyawarah yang berbeda. Tetapi kan perbedaan yang dimiliki di masyarakat itu, bukan berarti menganulir ketentuan negara," ujar Reni.
"Nah apa yang dirumuskan KPU itu ketentuan negara yang dipatuhi semua pihak. Maka dari itu, bukan hanya KPU saja, pejabat negara di Papua juga turun tangan untuk memastikan peraturan berjalan baik," Reni menambahkan.
Berita Terkait
-
Yusril: Presiden Tegaskan Usulan TGPF Kericuhan Demo Tak Perlu Dibentuk
-
Syaifullah Tamliha Ungkap Dua Kelemahan PPP: Tak Punya Figur Berduit dan Alergi Outsider
-
Sebut Ada Intervensi Sejak Dualisme Kepemimpinan P3, Syaifullah Tamliha : PPP Dibinasakan oleh Jokow
-
Manuver Comeback dari Daerah: PPP Solok 'Sodorkan' Epyardi Asda untuk Kursi Ketua Umum
-
Didukung Senior dan Mayoritas DPW, Eks Mendag Agus Suparmanto Dideklarasikan Maju Jadi Caketum PPP
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai