Suara.com - Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap 19 warga dan 15 lembaga Rusia, termasuk dinas intelijen Moskow pada Kamis (15/3/2018). Sanksi itu diberikan terkait tuduhan mencampuri pemilihan umum AS 2016 dan serangan dunia maya.
Menteri Keuangan Steve Mnuchin, seperti dikutip dari Antara, mengatakan ada sanksi tambahan yang akan dikenakan terhadap pejabat pemerintah dan orang berkuasa Rusia. "karena tindakan mereka mengganggu stabilitas," katanya.
Mnuchin tidak menyebutkan kerangka waktu terkait sanksi tersebut. Tapi dia mengatakan akan memutus akses pribadi itu terhadap sistem keuangan AS.
"Pemerintah melabrak dan melawan kegiatan dunia maya Rusia, yang penuh dengan fitnah, termasuk upaya mereka mencampuri pemilihan umum AS, melakukan serangan dunia maya, yang merusak, serta penyusupan dengan mengincar prasarana sangat penting," kata Mnuchin.
Badan intelijen Amerika Serikat telah menyimpulkan bahwa Rusia mencampuri kampanye pemilihan presiden 2016 dengan melakukan peretasan dan propaganda.
Upaya itu pada akhirnya termasuk percobaan untuk mengarahkan pemilihan yang menguntungkan Presiden Donald Trump.
Namun, Rusia membantah melakukan campur tangan dalam pemilihan tersebut.
Sanksi baru yang dikeluarkan AS antara lain diterapkan kepada sejumlah warga dan entitas Rusia yang didakwa pada 16 Februari oleh Penyidik Khusus Robert Mueller atas persekongkolan untuk mengutak-atik pemilihan.
Sanksi baru juga dikenakan terhadap dinas intelijen, Dinas Keamanan Federal dan Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia serta enam warga yang bekerja mewakili GRU.
Menurut ketentuan sanksi yang dikeluarkan , seluruh properti milik pihak-pihak yang ditargetkan diblokir dan warga Amerika dilarang melakukan transaksi dengan mereka.
Baca Juga: Keppel Land dan Metland Luncurkan The Riviera at Puri Tahap Kedua
Departemen Keuangan juga mengatakan sanksi-sanksi ditujukan untuk melawan serangan dunia maya yang merusak, termasuk serangan NotPetya yang menimbulkan kerugian senilai miliaran dolar di Eropa, Asia dan Amerika Serikat.
AS dan Inggris bulan lalu menghubungan serangan tersebut dengan militer Rusia.
Departemen Keuangan mengatakan akan terus melakukan tekanan terhadap Rusia atas tindakan yang terus dilakukan negara itu untuk mengganggu stabilitas Ukraina serta menduduki wilayah Krimea.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf