Suara.com - Puluhan jurnalis Palestina, Sabtu (7/4/2018), berunjuk rasa di Tepi Barat yang diduduki Israel untuk memprotes pembunuhan seorang jurnalis di Gaza oleh tentara rezim Zionis.
"Unjuk rasa ini adalah pesan dari semua jurnalis, di Gaza atau Tepi Barat, kami akan terus meliput kejahatan pendudukan meskipun terjadi kekerasan dan penindasan," ujar Mar Nazzal, anggota Palestina Jurnalis Syndicate, kepada Anadolu Agency.
"Kami juga percaya, hari itu akan tiba ketika para pembunuh jurnalis akan dibawa ke pengadilan internasional," katanya.
Sabtu pagi, ratusan warga Palestina di Jalur Gaza, membaringkan Yasser Mortaja (30) yang ditembak pasukan Israel pada Jumat (6/4), saat meliput pawai "March Great Return", dekat perbatasan timur Khan Yunis di Gaza.
Pemakaman itu dihadiri oleh Ismaiel Haniyeh, kepala biro politik Hamas, beberapa pejabat dan puluhan jurnalis.
Menurut saksi, Mortaja mengenakan jaket pers saat militer Israel menembak perutnya.
Sejak Jumat pagi, ribuan warga Palestina berkumpul di perbatasan timur Jalur Gaza untuk mengambil bagian dalam demonstrasi anti-pendudukan yang sedang berlangsung.
Mortaja, yang bekerja sebagai pembuat film, mengambil bagian dalam produksi serangkaian film dokumenter yang disiarkan melalui media Arab dan asing tentang situasi di Jalur Gaza.
Setidaknya 31 warga Palestina menjadi korban keganasan pasukan Israel sejak 30 Maret, ketika demonstrasi damai terjadi, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Baca Juga: Masyarakat di Bali Mulai Gemar Menabung
Unjuk rasa itu adalah bagian dari demonstrasi enam pekan yang akan mencapai puncaknya pada 15 Mei, sekaligus menandai ulang tahun ke-70 pendirian Israel—peristiwa yang disebut warga Palestina sebagai "Nakba" atau "Malapetaka".
Demonstran menuntut agar para pengungsi Palestina diberi "hak untuk kembali" ke kota dan desa mereka di Palestina yang bersejarah, yang diambil alih pada 1948 oleh negara baru Israel.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD