Suara.com - Pemijat homoseksual yang diidentifikasi bernama Hardi (25), nekat membunuh “pasiennya” berinisial RP (29). Diduga, Hardi membunuh RP karena sakit hati hanya diberi upah Rp80 ribu setelah “memijat plus-plus.”
Peristiwa tersebut terjadi di rumah kontrakan korban yang berlokasi di Kampung Tengah, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Selasa (20/3) bulan lalu.
“Tapi, motif pembunuhan itu baru terungkap hari ini, setelah kami berhasil meringkus pelaku,” kata Kapolsek Sukajadi Ajun Komisaris Zulfa, Selasa (10/4/2018), seperti diwartakan Antara.
Peristiwa itu berawal ketika RP menghubungi nomor ponsel Hardi yang tertera dalam tulisan promosinya di aplikasi WhatsApp.
RP meminta Hardi memijat dirinya di rumah kontrakannya. Dalam kesepakatan mereka, RP akan membayar jasa Hardi Rp150 ribu.
Namun, seusai dipijat, RP hanya membayar Rp80 ribu kepada Hardi. Pelaku menerima uang itu dengan perasaan kesal. Sementara RP langsung tertidur pulas setelah lemas dipijat.
Saat korban tertidur, lanjut Zulfa, tersangka lantas berusaha menghabisi korban memakai pisau. Ia menggorok RP tepat di leher.
"Setelah kejadian itu, tersangka melarikan diri dan membawa serta harta benda korban. Beruntung dalam kasus ini korban berhasil diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit oleh warga setempat," ujarnya.
Hasil dari penyelidikan, polisi berhasil meringkus tersangka yang saat itu berlari ke Kabupaten Pesisir, Provinsi Sumatera Barat. Kepada Polisi, tersangka mengakui seluruh perbuatannya.
Baca Juga: Anak Buah Bupati Akui Timses Rita Minta Fee 5 Persen dari Proyek
"Tersangka juga mengakui sudah empat bulan membuka jasa pijit sesama laki-laki," ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 338 Jo Pasal 53 ayat (2) atau Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Berita Terkait
-
Pembunuh Sadis Pensiunan TNI AL Diduga Berkeliaran di Jakarta
-
Tewas Dibunuh, Jasad Sopir Taksi Online Ditemukan di Sungai
-
Polisi Temukan Sidik Jari Pembunuh Pensiunan TNI AL di Cilandak
-
Pembunuh Pensiunan TNI AL Diduga Profesional dan Bernyali
-
Polisi: Foto dan Video Pembunuh Hunaedi Sudah Ditangkap, Hoaks
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya
-
KPK Tahan Bupati Bekasi dan Ayahnya, Suap Ijon Proyek Tembus Rp 14,2 Miliar
-
Kasidatun Kejari HSU Kabur Saat OTT, KPK Ultimatum Segera Menyerahkan Diri
-
Pengalihan Rute Transjakarta Lebak Bulus - Pasar Baru Dampak Penebangan Pohon
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Boni Hargens: 5 Logical Fallacies di Argumentasi Komite Reformasi Polri Terkait Perpol 10/2025
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra