Suara.com - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mendukung perang agresi yang dilakukan oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, kepada Suriah.
AS dan sekutu-sekutunya melancarkan agresi ke Suriah sejak Jumat (13/4). Mereka mengklaim, serangan itu dilakukan karena rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad menggunakan senjata kimia terhadap warga.
Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikutip Anadolu Agency, Minggu (15/4/2018), Netanyahu mengatakan keputusan yang diambil oleh AS dan didukung oleh Inggris dan Prancis menunjukkan komitmen mereka untuk melawan penggunaan senjata kimia tidak dibatasi oleh sebuah deklarasi.
“Harus jelas bagi Assad, bahwa usahanya untuk memperoleh dan menggunakan senjata pemusnah massal, pengabaian atas hukum internasional dan pemberian basis untuk Iran dan proxinya membahayakan Suriah,” tuding Netanyahu.
"Israel memberikan dukungan penuh kepada keputusan Presiden Trump untuk melawan penggunaan dan penyebaran senjata kimia 1 tahun yang lalu. Tidak ada perubahan dalam ketetapan Trump dan dukungan Israel untuk hal itu," tuturnya.
Trump, Jumat, akhirnya memerintahkan militernya untuk menyerang Suriah. Trump mengklaim, serangan itu hanya menyasar instalasi senjata kimia yang diyakininya dimiliki Presiden Assad.
"Saya baru saja memerintahkan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat untuk melakukan serangan secara tepat terhadap target-target yang berhubungan dengan kemampuan senjata kimia diktator Suriah Bashar al-Assad," kata Trump dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.
"Ini bukan aksi manusia. Ini adalah aksi kejahatan yang dilakukan oleh monster," tegas Trump tentang alasan penyerangannya.
Pernyataannya ini mengacu kepada Bashar al-Assad dan peranan presiden Suriah itu dalam serangan senjata kimia.
Baca Juga: Polda Metro Gandeng Jabar Telisik Jaringan Bisnis Miras Limanto
"Tujuan aksi kami malam ini adalah untuk membuat pencegahan kuat terhadap produksi, penyebaran dan penggunaan senjata nuklir," tambahnya.
Ketika Donald Trump berbicara, sejumlah ledakan terdengar di Damaskus.
Sementara Rusia, pada Sabtu (14/4), langsung mengajukan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang akan mengutuk "agresi terhadap Republik Arab Suriah oleh Amerika Serikat dan sekutunya dalam pelanggaran terhadap hukum internasional dan Piagam PBB".
Belum ada kejelasan soal kapan pemungutan suara atas rancangan resolusi itu akan dilakukan.
"Rancangan itu tampaknya tidak akan memenuhi minimal sembilan suara yang dibutuhkan untuk menekan veto oleh Amerika Serikat, Prancis atau Inggris," kata sejumlah diplomat.
ntuk dapat disahkan, resolusi membutuhkan sedikit-dikitnya sembilan suara dukungan dan tidak dikenai veto (penolakan) dari Rusia, Cina, Prancis, Inggris atau Amerika Serikat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'