Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi peringatan keras pada Rusia, menyusul klaim mereka bahwa Presiden Suriah Bashar Al Assad memakai senjata kimia untuk membunuh puluhan orang, Rabu (11/4/2018).
"Rusia berjanji akan menembak jatuh semua rudal yang ditembakkan ke Suriah. Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, baik dan baru dan 'cerdas!'," cuit Trump di Twitter yang dikutip Anadolu Agency, Kamis (12/4).
"Anda seharusnya tidak menjadi mitra dengan Hewan Pembunuh Gas yang membunuh rakyatnya dan menikmatinya!" tambah dia mengarahkan pada Bashar al-Assad.
Komentar Trump muncul setelah Moskow memperingatkan risiko bentrokan militer langsung antara Rusia-AS di Suriah “lebih tinggi dari sebelumnya”.
Utusan Rusia mengatakan, rudal AS yang terbang di Suriah akan ditembak jatuh. Dalam cuitan keduanya, Trump mengatakan hubungan AS-Rusia lebih buruk daripada sebelumnya.
"Itu tidak perlu. Rusia membutuhkan kami untuk membantu ekonomi mereka, itu sesuatu yang akan sangat mudah dilakukan, dan kita membutuhkan semua bangsa untuk bekerja sama. Hentikan perlombaan senjata" cuit Trump.
Pada Senin (9/4), Trump menyatakan akan mengambil tindakan dalam dua hari terkait serangan kimia di Douma, Suriah.
Trump mengatakan, siapa pun yang bertanggung jawab atas serangan itu, termasuk Rusia sekali pun, akan membayar dengan harga yang mahal. Dia juga telah membatalkan rencana perjalanan ke Amerika Latin untuk memantau tanggapan AS.
"Jika itu adalah Rusia, Suriah, Iran, atau semuanya bersama-sama, kami akan tahu itu," tegas dia.
Baca Juga: Berkelahi, Rizal Siram Cuka ke Muka Anak Tiri Sampai Melepuh
White Helmets, sebuah badan pertahanan sipil di Suriah yang memunyai hubungan mesra dengan negara-negara Barat menyatakan, Assad berada di balik serangan di Douma, yang dilaporkan telah menewaskan 78 warga sipil dan melukai ratusan lainnya.
Rusia pada Selasa mem-veto rancangan Dewan Keamanan PBB untuk membentuk badan ahli baru, guna menentukan pelaku dugaan serangan kimia di Suriah.
Rancangan resolusi AS mendapat dukungan 12 anggota dari total 15 anggota Dewan, hanya Rusia dan Bolivia yang menentang, sementara China abstain.
Itu merupakan ke-12 kalinya Rusia mem-veto resolusi dewan yang berusaha untuk mendiskreditkan rezim Assad menggunakan isu pelanggaran HAM.
Berita Terkait
-
Jelang Tarung Lawan Malikov, Daud Yordan Minta Restu Menpora
-
Pesawat Militer Bikinan Rusia Jatuh di Aljazair, 250 Orang Tewas
-
Pasca Hina Putin, Tsamara Ajak Diskusi Kedubes Rusia
-
Klaim Telah Pelajari Gaya Daud, Malikov: Saya Seorang Pejuang
-
Daud: Tanpa Mendahului Tuhan, Saya Yakin Menang Sebelum Ronde 12
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional