Suara.com - Isu dugaan penistaan agama Islam oleh cagub Jateng Ganjar Pranowo yang membacakan puisi milik budayawan Musthofa Bisri telah reda. Tapi kini rival politiknya yakni cagub Sudirman Said ikut disangkutkan dengan isu khilafah di Jawa Tengah.
Hal itu setelah ditemukan beberapa spanduk tersebar di daerah Pantura seperti di Tegal, Pekalongan, dan Brebes, termasuk di Sukoharjo. Apalagi, spanduk itu mengatasnamakan salah satu partai politik pengusung Sudirman Said, Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Lantas apa tanggapan Sudirman Said kembali digoyang isu sensitif (Khilafah) yang dilarang keberadaannya di Indonesia ?. Dengan santai, Calon Gubernur nomor urut 2 ini menanggapi isu khilafah.
"Yang bermain fitnah dan kampanye hitam itu tak ada gunanya, masyarakat Jateng sudah cerdas. Hasilnya juga tidak ada," katanya di Semarang, Kamis (19/4/2018).
Bahkan, Sudirman mengajak masyarakat untuk membiarkan saja spanduk itu. Fitnah justru akan memecah belah masyarakat.
Baginya calon kepala daerah yang terus melakukan pendidikan politik yang baik akan mendapat tempat di hati masyarakat.
"Wes (sudah) biarkan saja, masyarakat sudah lebih kritis, yang mainnya fitnah terus lama-lama akan dihukum masyarakat," tutur mantan Menteri ESDM ini.
Sudirman menilai, masyarakat Jateng sudah sangat cerdas dalam menilai kampanye hitam yang dilemparkan oleh oknum tertentu.
"Masyarakat sudah cerdas. Siapa pun yang bisa memberikan program terbaik, meyakinkan masyarakat pasti akan unggul dalam kompetisi ini," katanya.
Baca Juga: Jadi Cagub Jateng, Sudirman Said Janji Perhatikan Tiga Pilar
Selaian beredarnya kemunculan spanduk bergambar calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Sudirman Said-Ida Fauziyah dengan tulisan yang menyesatkan masyarakat. Juga bersamaan beredar pesan singkat melalui SMS yang disebarkan secara masif kepada pengguna telepon seluler di Jateng dengan isi yang sama dengan spanduk itu.
Diawal tahun 2018, Sudirman Said sempat diterpa fitnah sebagai antek Yahudi dan difitnah meme disejumlah media sosial bergambar sedang bersembahyang saat berkunjung ke klenteng di Kota Semarang. (Adam Iyasa)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Periksa Dirjen PHU Hampir 12 Jam, KPK Curiga Ada Aliran Uang Panas dari Kasus Korupsi Kuota Haji
-
Mardiono Tanggapi Munculnya Calon Ketum Eksternal: PPP Punya Mekanisme dan Konstitusi Baku
-
Dirut BPR Jepara Artha Dkk Dapat Duit hingga Biaya Umrah dalam Kasus Kredit Fiktif
-
Muncul ke Publik Usai Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Eko Purnomo: Maaf Bikin Khawatir
-
KPK Wanti-wanti Kemenkeu soal Potensi Korupsi dalam Pencairan Rp 200 Triliun ke 5 Bank
-
Mendagri Jelaskan Pentingnya Keseimbangan APBD dan Peran Swasta Dalam Pembangunan Daerah
-
Dukungan Mengalir Maju Calon Ketum PPP, Mardiono: Saya Siap Berjuang Lagi! Kembali PPP ke Parlemen!
-
KPK Beberkan Konstruksi Perkara Kredit Fiktif yang Seret Dirut BPR Jepara Artha
-
Peran Satpol PP dan Satlinmas Dukung Ketertiban Umum dan Kebersihan Lingkungan Diharapkan Mendagri
-
Jadilah Satpol PP yang Humanis, Mendagri Ingatkan Pentingnya Membangun Kepercayaan Publik