Suara.com - Aksi protes keras terhadap PT. Pos Indonesia terus bergulir dalam beberapa waktu terakhir. Kali ini massa dari berbagai organisasi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli PT. Pos Indonesia menggelar aksi di depan Gedung KPK untuk meminta lembaga anti rasuah tersebut mengusut adanya dugaan pembagian bonus kepada Direksi dan Komisaris PT Pos Indonesia yang belum juga terselesaikan.
Mengingat sebelumnya Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman telah membawa polemik di PT Pos Indonesia ke Kejagung namun tak kunjung ditindak lanjuti.
"Kami meminta KPK mengusut tuntas dugaan korupsi yang terstruktur dan masif di jajaran Direksi PT Pos Indonesia, tanpa terkecuali dugaan keterlibatan Kementerian BUMN melalui RUPS ," kata Ketua DPW IV SPPI Jabodetabek Fadhol Wahab saat berorasi di depan Gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Kamis (26/4/2018).
Saat aksi massa turut membawa sebuah botol berisi jamu kuat sebagai simbol mendukung KPK mengambil langkah tegas mengusut adanya pembagian bonus kepada Direksi dan Komisaris PT Pos Indonesia disaat perusahaan BUMN tersebut.
Sementara itu terpisah, Koordinator MAKI Boyamin Saiman menyatakan mendukung langkah Masyarakat Peduli PT. Pos Indonesia melakukan aksi unjuk rasa ke KPK.
Dia juga menekankan bahwa pihaknya bakal membawa kasus tersebut ke KPK namun untuk saat ini belum lantaran masih menunggu perkembangan dari Kejagung
"Sementara belum sih (soal rencana melaporkan ke KPK), tapi nantikan pasti juga ke sana saya. Maksud saya mempercayakan urusan ini karena dulu kejaksaan agung, nangani kasus serupa di PLN artinya kan mereka sudah pengelaman kasus tantim bagi bonus itu gitu," katanya.
Berita Terkait
-
Empat Gubernur Riau Tersandung Korupsi, KPK Desak Pemprov Berbenah
-
Nasib Gubernur Riau di Ujung Tanduk, KPK Umumkan Status Tersangka Hari Ini
-
Alamak! Abdul Wahid jadi Gubernur ke-4 Terseret Kasus Korupsi, Ini Sentilan KPK ke Pemprov Riau
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
MKD Gelar Sidang Putusan Anggota DPR Nonaktif Hari Ini, Uya Kuya Hingga Ahmad Sahroni Hadir
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang