Suara.com - Terpidana kasus korupsi proyek KTP elektronik Setya Novanto menempati Lapas Sukamiskin Bandung, Jumat (5/4/2018). Dia pindah dari rumah tahanan KPK.
Saat pemindahan itu, Setnov sempat menyinggung pihak-pihak yang membuat dia sampai terjerat kasus korupsi dan dipenjara. Setnov menyampaikan kepada pihak-pihak tersebut untuk menghentikan menyalahkan dirinya dalam kasus korupsi KTP elektronik.
"Bagi siapa-siapa saja yang menzalimi saya, saya mohon untuk dihentikan dan biarlah saya sendiri yang dizalimi," kata Setnov di halaman Rutan KPK, Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2018).
"Dan mudah-mudahan bahwa mereka yang dizalimi tentu dimaafkan. Tentu yang menzalimi dibalas oleh Allah, baik di dunia dan di akhirat," katanya.
Di akhir perkataannya, Setnov meminta maaf di depan wartawan. "Sekali lagi saya mohon maaf sebesar-besarnya," pungkasnya.
Usai berbicara di depan wartawan, Setnov pun bergegas menuju mobil dinas Rutan KPK seraya melambaikan tangan kepada wartawan.
Setya Novanto telah divonis 15 tahun penjara, ditambah denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan.
Ia juga dibebankan pembayaran uang pengganti 7,3 juta dolar AS atau setara Rp 65,7 miliar, dikurangi Rp 5 miliar yang sudah dikembalikan Novanto.
Tak hanya itu, hak politik Setnov juga dicabut selama lima tahun yang diberlakukan setelah dirinya menyelesaikan pidana penjara.
Baca Juga: Pindah ke Sukamiskin, Setnov Masih Urus Berkas ke Jaksa Eksekusi
Setnov dieksekusi setelah menyatakan tak mengajukan upaya banding atas vonis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Selasa (24/4/2018).
Berita Terkait
-
Dieksekusi KPK, Setya Novanto: Saya Pamit Pergi ke Pesantren ya
-
Mau Pindah Tahanan, Setya Novanto Sumringah Lambaikan Tangan
-
Pindah ke Sukamiskin, Setnov Masih Urus Berkas ke Jaksa Eksekusi
-
Setya Novanto Dibawa dari KPK ke Lapas Sukamiskin Pukul 13.00 WIB
-
Senyum dan Kecupan Lembut Setya Novanto untuk Deisti
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Suami Bakar Istri di Jakarta Timur, Dipicu Cemburu Lihat Pasangan Dibonceng Lelaki Lain
-
Amnesty International Indonesia Tolak Nama Soeharto dalam Daftar Penerima Gelar Pahlawan Nasional
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim