Suara.com - Anggota Pansus RUU Terorisme Risa Mariska menyayangkan rapat-rapat pansus yang selalu digelar tertutup. Dalam hal ini, politisi PDI Perjuangan itu menyinggung sikap dari tiga pimpinan Pansus.
Risa mengungkapkan sulitnya meminta rapat dilakukan secara terbuka kepada ketua pansus.
"Ketua pansus ini kan menguasai betul alur lalu lintas rapat. Beliau lah yang punya kewenangan untuk mengatur si A boleh bicara si B boleh bicara," Risa saat berbicara dalam acara diskusi di Hotel Atlet Century Park, Jalan Pintu Satu Senayan, Jakarta Pusat, (14/5/2018).
Selain itu, Risa pun menyindir komentar yang sempat dilontarkan Ketua Pansus RUU Terorisme Muhammad Syafi'i di beberapa media.
"Bapak Muhammad Syafi'i kalau kita bilang beliau ada beberapa statement di media kita bisa sama2 lihat menurut beliau ini Santoso (teroris Mujahidin Indonesia Timur) adalah pahlawan, dan justru teroris sendiri itu adalah polisi. Polisi yang menjadi teroris," ucapnya.
Risa mengatakan statement dari anggota Fraksi Gerindra tersebut membuat tumpang tindih dengan tanggung jawabnya sebagai perumus RUU Terorisme.
"Nah, ini menjadi tumpang tindih. Sementara beliau punya kewajiban yang berat untuk menjaga RUU ini sampai disahkan," katanya.
Selain itu, Risa pun menyinggung wakil pimpinan Pansus RUU Terorisme yakni Hanafi Rais. Diketahui Hanafi berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN). Selain itu, Hanafi pun merupakan anak dari Amien Rais yang gemar melontarkan kritik-kritik pedas kepada pemerintahan Joko Widodo.
"PAN ini wakil pimpinannya adalah Hanafi Rais beliau anak dari salah seorang kita taulah bapak Amien Rais. Selama ini sangat kental menolak atau bertentangan dengan pemerintahan Joko Widodo," ujarnya.
Lebih lanjut Risa pun menyebut perwakilan dari Partai Nasional Demokrat Supiadin Aries Saputra. Supriadin mempertanyakan keterlibatan TNI dalam setiap pemberantasan terorisme di Indonesia.
"Beliau ini purnawirawan TNI yang bagi beliau ini pelibatan TNI adalah keniscayaan, padahal kita sama-sama tahu juga bahwa selama pemberantasan terorisme ini berlangsung, terakhir di Poso TNI tentu dilibatkan," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Wacana 'Go Public' PAM Jaya Bikin DPRD DKI Terbelah, Basri Baco: Ini Dinamika, Normal
-
Bukan Cuma Wacana, Ini Target Rinci Pemindahan ASN ke IKN yang Diteken Presiden Prabowo
-
Polandia Jadi Negara Eropa Kedua yang Kerja Sama dengan Indonesia Berantas Kejahatan Lintas Negara
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara