Suara.com - Jurnalis terkenal Rusia sekaligus kritikus terkemuka Presiden Vladimir Putin tewas ditembak mati di Ukraina, tempat ia melarikan diri setelah mendapat ancaman, Selasa (29/5/2018).
Arkady Babchenko (41), meninggal dunia di dalam ambulans saat hendak dibawa ke rumah sakit.
Insiden penembakan tersebut, seperti diberitakan Reuters, Rabu (30/5), kali pertama diketahui oleh istri Arkady.
Sang istri menemukan Arkady sudah terkapar bersimbah darah di rumah mereka. Istrinya pula yang kali pertama mengatakan penembakan itu erat terkait aktivitas Arkady sebagai jurnalis oposan Putin.
Arkady adalah mantan tentara dalam perang Chechnya yang menjadi salah satu koresponden perang paling terkenal Rusia.
Sebelum insiden itu, Arkady dan keluarganya telah meninggalkan tanah kelahirannya sejak Februari 2018.
Ia melarikan diri karena mengkhawatirkan keselamatannya terancam, setelah banyak mengkritik kebijakan Rusia di Ukraina serta Suriah.
Dia telah dikecam oleh politisi pro-pemerintah di Rusia atas komentar di media sosial tentang pemboman Rusia terhadap Aleppo dalam perang Suriah.
Arkady juga dibenci karena selalu menuliskan bahwa Rusia adalah agresor dalam konflik dengan Ukraina.
Baca Juga: Toblerone Tunnel, Obsesi Nyeleneh Pada Bentuk Tubuh
"Versi pertama dan paling mungkin mengenai motif pembunuhan ini adalah kegiatan profesionalnya," kata kepala polisi Kiev Andriy Kryshchenko.
Istri Arkady dalam keadaan syok dan polisi tidak dapat berbicara dengannya. Pihak berwenang Ukraina merilis gambar pria yang mereka curigai sebagai pembunuh. Terduga adalah lelaki berusia sekitar 40-45 tahun, berjanggut abu-abu serta mengenakan topi.
"Rezim Putin membidik mereka yang tidak bisa dipatahkan atau diintimidasi," kata Anton Gerashchenko, seorang anggota parlemen dan penasihat untuk menteri dalam negeri Ukraina, di Facebook.
Anton mengungkapkan, penembakan itu terjadi saat Arkady hendak membeli roti ke toko, Selasa. Seseorang telah menunggunya di pintu masuk rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO