Suara.com - Kebersamaan dan kerukunan beragama warga Suku Tengger di Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur patut menjadi contoh. Setiap tahun warga di desa ini menyambut hari besar tiga agama sekaligus tanpa ada gesekan atau konflik beragama.
Desa yang dihuni 2013 jiwa ini memang terdiri dari tiga umat beragama yang berbeda. Sebanyak 50 persen penduduk beragama Buddha, 40 persen Islam dan 10 persen Hindu.
"Hari ini kami melangsungkan hari raya Galungan," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Ngadas, Timbul, Rabu (30/5/2018).
Ratusan umat Hindu berkumpul di Pura Sapto Argo. Mereka menggelar upacara dan berdoa kepada Tuhan sang pencipta.
Di saat bersamaan, umat Buddha Jawa Sanyata tengah menggelar ibadah Reboan di Vihara setempat. Sedangkan umat Islam tengah menunaikan Salat Dzuhur di musala dan masjid setempat.
Mereka menjalankan ibadah di tempat ibadah masing-masing yang hanya berjarak selemparan batu.
Sikap toleransi antarumat beragama ditunjukkan suku Tengger secara turun temurun. Hidup rukun, katanya, merupakan pesan leluhur yang disampaikan secara turun temurun. Sampai saat ini warga taat dan mengikuti pesan leluhur.
"Kami hidup rukun, menghargai setiap keyakinan dan kepercayaan,” kata Timbul.
Meski berbeda keyakinan namun warga Tengger tetap saling menghormati dan menjaga toleransi. Sampai saat ini tak pernah ada gesekan dan konflik antaragama. Bahkan antarumat beragama saling bergotong royong dan membantu saat membangun tempat ibadah. Seperti membantu membangun pura, masjid dan vihara.
Beberapa pasangan suami istri di desa ini juga berlainan agama. Meski menikah dengan orang berlainan agama, mereka tetap hidup rukun dan bebas menjalankan agama serta keyakinannya masing-masing.
Hal ini dirasakan Kepala Desa (Kades) Ngadas, Mujianto yang hidup rukun bersama keluarganya meski berlainan agama.
"Ibu saya Buddha, mertua Hindu dan saya sendiri beragama Islam," kata Mujianto.
Memperingati Galungan, setiap rumah umat Hindu dipasang penjor yang berhias aneka macam hasil bumi.
Sedangkan Kamis (31/5/2018) besok, suku Tengger di Desa Ngadas bakal memperingati Unan-Unan. Yakni upacara adat yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
Upacara digelar untuk menghilangkan aura negatif dan menyempurnakan bulan sesuai penanggalan Tengger. Upacara Unan-unan diikuti lintas agama mereka bergotong royong dan iuran untuk ritual tersebut. (Sugianto)
Berita Terkait
-
Perjuangan Berat Orang Tua Korban Penculikan 1998 Cari Keadilan
-
Mulia, Pengusaha Ini Bangun Masjid Demi Pekerja Muslimnya
-
Ketua JAD yang Ditangkap Densus 88 Dikenal sebagai Ustaz
-
Rusuh Mako Brimob, Napi Terorisme di Malang Jadi Dipantau Khusus
-
Masjid di Malang Salat Ghaib untuk Korban Teroris Mako Brimob
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
Terkini
-
Viral! Wali Kota Jakarta Pusat Hampir Kena Tipu Modus Pemindahan KTP Elektronik ke KTP Digital
-
Cemburu Istri Dituduh Selingkuh, Terkuak Motif Pria di Cakung Bakar Rumah
-
Pemprov Sumut Beri SPP Gratis, Internet Gratis, Pelatihan Tenaga Pengajar
-
Daftar 17 Hari Libur Nasional 2026 Resmi Berdasarkan SKB 3 Menteri
-
Pendidikan Ketua PBNU Gus Fahrur, Sebut Food Tray MBG Mengandung Babi Boleh Dipakai setelah Dicuci
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!