Suara.com - Terdakwa dugaan merintangi penyidikan kasus e-KTP dokter Bimanesh Sutarjo mengungkap sejumlah kejanggalan saat mantan Ketua DPR RI Setya Novanto (Setnov) dirawat di RS Medika Permata Hijau. Ini diungkap Bimanesh saat sidang lanjutan dengan agenda pemeriksaan terdakwa di Gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (7/6/2018).
Bimanesh mengaku kaget usai Setnov mengalami kecelakaan menabrak tiang listrik di kawasan Permata Hijau, Jakarta Barat. Saat dibawa dan dirawat di RS Medika Permata Hijau, Setnov ternyata tidak dirawat atau masuk terlebih dahulu ke bagian Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun ia langsung dibawa ke lantai tiga RS Medika Permata Hijau untuk dirawat.
"Sangat janggal, saya 38 tahun praktik belum pernah menemukan yang seperti ini," kata Bimanesh saat memberikan keterangan sebagai terdakwa.
Dia menegaskan, tidak pernah meminta keluarga Novanto dan kuasa hukumnya, Fredrich Yunadi untuk langsung membawa Novanto ke lantai tiga. Saat itu, Bimanesh mengaku memerintahkan agar diperiksa terlebih dahulu di IGD. Kemudian baru dibawa ke lantai tiga utuk dirawat.
"Maaf sekali yang mulia, maaf sekali. Saya nggak bilang kalau pasien langsung dibawa ke atas, saya kan tahu prosedur yang mulia. Saya nggak mau melanggar prosedur itu. Tetap semua pasien harus masuk lewat UGD. SOP itu tetap di atas segalanya. Saya nggak pernah memerintahkan dia (Setnov) untuk langsung ke atas. Saya nggak mau melanggar," ujar Bimanesh.
Ia menyebut, yang memerintahkan Setya Novanto langsung ke lantai tiga adalah rekannya yang bernama Michael. Hal itu diakui Bimanesh sudah terdapat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Ini kan semua sudah ada di BAP, tapi ketika ketika ada kabar bahwa ada pasien masuk dengan kecelakaan di depan pintu itu. Saudara Michael ini kan menyuruh dua perawatnya ke depan, untuk melihat benar nggak tuh yang masuk Setya Novanto. Ya dia memerintahkan pokoknya tidak boleh masuk UGD, langsung ke atas. Jadi memerintakan yang nyuruh langsung ke atas itu bukan saya, tapi saudara Michael sendiri," jelasnya.
Bimanesh mengungkapkan, setelah sekitar tujuh menit berada di lantai tiga rumahs akit. Dirinya kemudian mendengar suara berisik. Lantas, dia pun masuk ke ruangan tempat pasien dirawat itu.
"Nah saya lihat ada orang didorong dalam keadaan tergesa-gesa. Nah itu kurang lebih sekitar pukul tujuh malam. Nah saya melihat ketidakwajaran, bahwa pasien kok dibawa sambil lari-lari, seperti orang dikejar-kejar sesuatu. Yang kedua, saya perhatikan kepalanya terbungkus oleh selimut. Ditutup jadi kayak orang pakai jilbab," tutup Bimanesh.
Dokter Bimanesh didakwa merekayasa hasil pemeriksaan terhadap Setya Novanto usai kecelakaan tunggal. Dia didakwa bersama dengan Fredrich Yunadi karena diduga merintangi penyidikan terhadap kasua e-KTP dengan tersangka Setya Novanto.
Fredrich sendiri sudah dituntut 12 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Diduga Lakukan Pemerasan hingga Ratusan Juta, Kajari dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri HSU Ditahan KPK
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra